blank
Suasana tradisi Apitan di Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan. Foto:diskominfo

KUDUS (SUARABARU.ID) – Tradisi Apitan lekat dengan masyarakat Kabupaten Kudus. Tradisi sedekah bumi itu merupakan salah satu wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Pada Kamis (23/6), giliran masyarakat Desa Ngemplak Kecamatan Undaan menggelar Apitan.

Bupati Kudus Hartopo mengacungi jempol upaya masyarakat menggelar Sedekah Bumi dengan meriah. Dirinya melihat seluruh warga masyarakat bersatu menyukseskan Apitan. Meskipun begitu, potensi desa harus terus digali dan dimaksimalkan.

“Menggali potensi desa bukan hanya tugas kepala desa. Tapi tugas masyarakat semua. Harus berkontribusi aktif dengan memberi masukan untuk kemajuan desa,” paparnya usai membuka Kirab Budaya Sedekah Bumi/Apitan di Balai Desa Ngemplak.

Masyarakat setempat, lanjutnya, harus berkolaborasi aktif bersama Pemerintah Desa Ngemplak mengembangkan potensi desa. Hartopo menanti inovasi dan terobosan dari Desa Ngemplak.

“Peran masyarakat penting agar desa makin maju. Masyarakat bisa bertukar pikiran apa yang harus ditingkatkan di Desa Ngemplak,” tandasnya.

Sebagai salah satu desa penghasil padi, Hartopo berdoa agar panen kali ini makin sukses. Dirinya mengingatkan masyarakat selalu mengedepankan persatuan dan guyup rukun biar makin berkah.

“Kirab ini kan salah satu wujud syukur atas hasil bumi. Saya doakan hasil panennya seperti yang diharapkan, pokoknya utamakan seduluran nggih,” imbuhnya.

Kepala Desa Ngemplak Safi’i mengungkapkan kirab bisa dilaksanakan dengan meriah berkat gotong royong warga. Dirinya menceritakan, sebelum kirab telah dilaksanakan pameran UMKM selama empat hari. Pelaksanaan mulai 19 sampai dengan 22 Juni 2022. Dirinya menceritakan animo masyarakat cukup besar.

“Sebelumnya kami telah mengadakan pameran UMKM. Alhamdulillah warga antusias, perekonomian juga meningkat,” ucapnya.

Safi’i mengungkapkan peserta kirab akan mengunjungi sejumlah makam leluhur desa kemudian berakhir selametan di hamparan. Kades menyampaikan tradisi ini akan dijadikan sebagai budaya tahunan. Selain sebagai wujud rasa syukur, tradisi apitan dapat mempererat silaturahmi antar warga.

“Semoga di tahun berikutnya lebih meriah dan jadi event tahunan. Momen tradisi Apitan bisa sarana mempererat gotong royong masyarakat,” tutupnya.

Ali Bustomi-rls