KOTA MUNGKID( SUARABARU.ID): Tim Pemadam Kebakaran ternyata tidak hanya menjinakkan si jago merah bila terjadi kebakaran saja. Melainkan juga membantu warga yang kesulitan melepas cincin yang melekat di jari manisnya.
Seperti yang terjadi pada Selasa ( 22/6/2022) pagi, lima orang anggota Pemadam Kebakaran Kabupaten Magelang melaksanakan tugas kemanusiaan.
Yakni, membantu melepas cincin akik yang menempel di jari manis kanan Sutikno ( 63) warga Dusun Bendo, Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
’Yang bersangkutan datang Selasa ( 22/6) sekitar pukul 09.00 WIB ke Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Magelang meminta kami membantu agar melepas cincin akik yang menempel di jari manisnya. Cincin tersebut tidak bisa lepas karena jarinya bengkak,” kata Yoga Subarkah, Humas Pemadam Kebakaran Kabupaten Magelang, Selasa ( 21/6/2022).
Yoga mengatakan, Sutikno mengaku dirinya tidak bisa melepas cincin akik yang melekat di jari manisnya tersebut, karena jari manis tangan kanannya mengalami pembengkakan selama dua hari.
Selain itu, yang bersangkutan mengalami nyeri akibat pembengkakan yang terjadi di jari manisnya.
Menurutnya, upaya pelepasan cincin tersebut dilakukan dua tim pemadam kebakaran, yakni lima orang petugas yang terdiri atas tiga orang dari tim rescue dan dua orang tim medis. Upaya pelepasan cincin tersebut memakan waktu sekitar satu jam.
“Upaya pelepasan cincin tersebut memakan waktu sekitar satu jam. Karena diperlukan kehati-hatian,” ujarnya.
Yoga menambahkan, dalam penanganan kasus pelepasan cincin tersebut pihaknya menggunakan sejumlah peralatan seperti tang potong, air, sebilah bambu, mini grinder, penggaris besi dan lainnya. Selain itu, menyiapkan sejumlah obat-obatan seperti obat penghilang memar dan obat tetes luka serta kain kasa steril.
Menurutnya, tugas lain dari tim pemadam kebakaran selaina memadamkan api karena kebakaran, juga membantu warga membasmi sarang lebah, menjinakkan hewan melata seperti ular, biawak dan lainnya. Termasuk, membantu warga yang kesulitan melepas cincin di jari tangannya. W.Cahyono