Magnetisme saat mempengaruhi orang lain menggunakan pintu utama yang sama dengan hipnotis. Jika dalam hipnotis, sugesti masuk lebih efektif ketika seseorang fokus atau rileks, energi magnetisme juga masuk lebih efektif ketika seseorang dalam kondisi fokus atau rileks.
Baca juga Magnetisme Indonesia Mendunia (Tulisan Pertama)
Keduanya sama-sama menggunakan pintu yang sama, namun dalam hipnotis, kondisi itu digunakan untuk memasukkan sugesti, sedangkan dalam magnetisme kondisi itu untuk memasukkan energi. Mengenai kaitannya dengan tenaga dalam, arah magnetisme lebih ke penyembuhan, untuk beladiri hanya sebagai penunjang.
Ada kondisi yang mendukung suatu energi magnetisme digunakan untuk beladiri ketika target sedang fokus, rileks atau sedang emosi sehingga penyaring energinya terbuka.
Satu Frekuensi
Di dalam kelas pelatihan, semua peserta sudah dalam satu frekuensi sehingga energi lebih mudah tersambung dengan yang lain. Sedangkan di luar gelanggang, diperlukan kecermatan dan ketangkasan mencari celah agar energi bisa masuk pada orang lain yang frekwensinya berbeda karena terhalang energi kesadaran dan kewaspadaan.
Agar energi menembus filter atau sistem pertahanan target, untuk itu perlu dipancing dalam kondisi yang memungkinkan filter energinya terbuka, misalnya dengan cara ketika seseorang sedang fokus, apalagi emosi tinggi, karena energi dari luar itu mudah masuk dalam jantung pertahanan lawan.
Selain itu, medan energi kita yang kuat dan besar bisa memicu jebolnya medan energi lawan karena terjadinya benturan energi. Kesimpulannya, seorang praktisi harus terampil membaca keadaan. Khusus untuk beladiri, harus diimbangi ketrampilan beladiri fisik untuk menunggu moment tepat kapan menggunakan energi.
Karena magnetisme itu sistem utamanya energi metafisika dalam tubuh manusia, maka sejak adanya “ilmu gaib” bisa dipastikan magnetisme sudah ada dalam bentuk kombinasi dengan pernapasan, mantra, tirakat dan olah meditasi tradisional sesuai tradisi tiap wilayah.
Jarang orang memahami magnetisme secara sadar dari A sampai Z. Biasanya hanya mengikuti tradisi dan proses tertentu, dan jarang memahami bagaimana magnetisme itu bekerja dan bisa dibuktikan nyata, bahkan bisa dirasakan oleh syaraf dalam tubuh kita.
Dodie termasuk trainer yang dapat menjelaskan dan mempraktikkan magnetisme secara detail, gamblang dan nyata sehingga seseorang yang belum bisa merasakan energi, mampu merasakan energi dengan jelas dan nyata baik saat pelatihan maupun setelahnya. Dan itulah yang menjadikan daya tarik utama Ultimate Javanese Magnetism yang dia kembangkan.