Sedangkan anggota DPR -RI  Idham Samawi mempertanyakan, memgapa belum ada narasi “mengapa harus Pancasila?”

Jawabannya, kata Idham, negara ini sudah melalui 77 tahun usianya.  Nusantara  pra-Indonesia yang berisi ratusan budaya, suku, dan bahasa kerap terjadi gesekan-gesekan. Dan setelah kita merdeka, sampai saat ini tidak ada gesekan yang menimbulkan perpecahan.

“Itu semua terjadi karena Pancasila sesungguhnya telah menjadi kenyataan hidup kita berbangsa dan bernegara, dan tidak ada ideologi lain yang mampu menjaga bangsa ini dari perpecahan,” kata Idham Samawi.

Branding Pancasila

Sedangkan Hari Dharsono menyatakan, perlu adanya usaha yang jelas dalam pembumian Pancasila kepada generasi muda. Nilai-nilai luhur kehidupan Pancasila sebenarnya tidak hanya hidup dan berkembang di Indonesia namun juga di negara lain.

“Negara-negara maju tidak membicarakan Pancasila, namun melaksanakan Pancasila itu dengan menjadi manusia yang berperikemanusiaan. Ini yang membuat seharusnya para pemuda bangga bahwa nilai nilai luhur yang bersumber dari budaya mereka juga dihidupi dan dihadirkan secara nyata dalam kehidupan berkemanusiaan di negara lain,” kata Hari Dharsono.

Dia mengajak kita untuk bisa mem-branding Pancasila sebagai hal yang menarik dan perlu dilaksanakan dalam kehidupan karena pancasila merupakan identitas asli negara Indonesia dan modal dasar dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

“Belajar dari masa lalu hendaknya kita selalu berpegangan pada Pancasila hingga peristiwa peristiwa seperti di 1965 dan 1998 tidak lagi terjadi karena persatuan dan kesatuan kita tetap kuat terjaga,” ujar Hari dalam diskusi publik yang dilaksanakan secara hybrid melalui aplikasi zoom, kanal Youtube dan luring itu.

wied