SUARABARU.ID Oleh: Fikri Shofin Mubarok MIKom
Dalam era digital yang terus berkembang, peran humas telah berubah secara signifikan. Dari penggunaan media massa tradisional hingga memanfaatkan teknologi canggih, praktisi humas harus terus beradaptasi dengan perubahan untuk mencapai tujuan komunikasi mereka.
Humas 4.0 menggambarkan evolusi profesi humas di era digital. Dulu, humas bertugas mengelola hubungan dengan publik melalui media tradisional seperti surat kabar dan televisi. Namun, dengan munculnya internet dan media sosial, peran humas telah berkembang
Teknologi menjadi kunci utama dalam praktik humas modern. Media sosial, email dan juga situs web memungkinkan praktisi humas berkomunikasi langsung dengan publik, mempromosikan merek, dan memantau opini publik dengan lebih efisien.
Keterlibatan publik juga menjadi fokus utama dalam Humas 4.0. Dengan media sosial, praktisi humas dapat terlibat secara real-time dengan publik mereka, memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan, dan membangun reputasi merek yang positif.
Hal itu senada dengan yang diungkap oleh Dennis L. Wilcox dalam bukunya yang berjudul “Public Relations: Strategies and Tactics” menekankan bahwa keterlibatan publik yang efektif merupakan bagian integral dari strategi PR yang sukses. Keterlibatan yang baik dapat membantu membangun hubungan yang positif antara organisasi dan pemangku kepentingan, meningkatkan pemahaman, dukungan, dan loyalitas mereka terhadap merek atau tujuan organisasi.
Keterlibatan publik sering kali diperkuat melalui penggunaan teknologi, seperti media sosial dan platform digital lainnya. Media sosial memungkinkan organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan publik mereka, mendengarkan umpan balik, dan merespons isu-isu yang berkembang dengan cepat.
Namun, dengan kemungkinan keterlibatan yang lebih besar juga datang tantangan yang lebih besar. Salah satunya adalah perlunya mengelola reputasi online dengan hati-hati. Seperti yang dijelaskan oleh Cultip dalam bukunya “ “Effective Public Relations” bahwa reputasi perusahaan adalah asset yang berharga. Di era digital, reputasi tersebut dapat dengan mudah terkena dampak negatif akibat informasi yang tersebar secara cepat di internet. Oleh karena itu, praktisi humas harus memantau dan merespons isu-isu yang berkembang dengan cepat apalagi banyak beredar informasi-informasi palsu atau hoax yang bisa merusak reputasi perusahaan. Maka penting sekali perusahaan selalu memastikan ahwa pesan yang disampaikan konsisten dengan nilai dan tujuan organisasi, serta selaras dengan perilaku dan tindakan perusahaan secara keseluruhan agar reputasi perusahaan selalu terjaga dengan baik.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, praktisi humas harus siap untuk menghadapi tantangan baru dan memanfaatkan peluang yang muncul. Dengan mengadopsi pendekatan Humas 4.0 yang inovatif dan adaptif, mereka dapat terus membangun hubungan yang kuat dengan publik mereka dan menghasilkan dampak positif bagi organisasi mereka dengan memanfaatkan teknologi.
• Fikri Shofin Mubarok MIKom adalah Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung