blank
Suasana Dialog Parlemen yang digelar Anggota DPPRD Jateng H Mawahib. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID)- Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, serius mengembangkan “brand identity” atau identitas merek baru dengan sebutan “Kudus Kota Empat Negri” sebagai upaya mempromosikan berbagai potensi daerah setempat ke berbagai wilayah di Tanah Air.

“Identitas baru Kota Kudus dengan sebutan ‘Kudus Kota Empat Negri’ dipastikan tidak akan menggerus slogan ‘Kudus Kota Kretek’ yang merupakan identitas merek organik,” kata Umar Ali salah satu pembicara dalam dialog parlemen bersama Anggota DPRD Jateng Mawahib dengan tema menelusuri jejak Kudus Kota Empat Negri di Rumah Makan Bambu Wulung Kudus, Selasa.

Nantinya, kata Umar Ali yang juga budayawan, “Kudus Kota Empat Negri” akan menjadi brand mark atau tanda merek.

Dalam mewujudkan identitas merek tersebut, Pemkab Kudus akan membentuk panitia ad hoc dengan dominasi personelnya non-ASN guna menampung aspirasi masyarakat luas.

Sementara itu, Anggota DPRD Jateng Mawahib mengungkapkan bahwa dialog parlemen ini bertujuan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat agar lebih mencintai kesenian dan kebudayaan daerahnya.

“Apalagi, Provinsi Jateng multi ragam budaya dan seni yang bisa menjadi potensi wisata, khususnya wisata religi. Harapannya kabupaten yang memiliki kesenian daerah jangan tergerus oleh zaman,” ujarnya.

Menurut dia identitas merek “Kudus Kota Empat Negri” tentunya juga bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sedangkan Pemprov Jateng juga berkeinginan melestarikan kesenian di masing-masing daerah.

Sementara arti dari “Kudus Kota Empat Negri”, karena berdasarkan sejarahnya masyarakat Kota Kudus terdiri dari masyarakat Jawa, China, Arab dan kolonial karena sebelumnya pernah dijajah Bangsa Belanda, Prancis, dan Inggris.

Kudus juga menjadi kota toleransi selain memiliki sebutan kota santri dan kota kretek. Hal itu, bisa dilihat dari bentuk bangunan Menara Kudus di kompleks Makam Sunan Kudus.

Di sekitar menara juga terdapat warisan budaya yang kompleks, karena ada Arab, China maupun Jawa sehingga sesama manusia sudah sepatutnya saling melengkapi dengan maksud integrasi bangsa.

Ali Bustomi