SOLO (SUARABARU.ID) – Selasa hari ini (31/5), masyarakat internasional memperingati Hati Tanpa Tembakau Sedunia (Wolrd no Tobacco Day). Perayaan tahunan sedunia tersebut merupakan bentuk pengingat kepada seluruh publik tentang bahaya penggunaan tembakau, dalam upaya melindungi generasi masa depan.
Dalam sejarahnya, Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) dibentuk oleh negara-negara anggota World Health Organization (WHO) pada Tahun 1987. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya yang disebabkan oleh produk tembakau bagi manusia, kesehatan masyarakat, dan lingkungan.
Menurut catatan dari WHO, dampak berbahaya dari industri tembakau terhadap lingkungan bersifat luas. Dampak industri tembakau bagi lingkungan, diantaranya 84 juta ton emisi CO2 yang dilepaskan ke udara meningkatkan suhu global. Tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun.
Tema HTTS Tahun 2022 ialah ”Protect the Environment.” Tema ini berfokus kepada dampak tembakau terhadap lingkungan dan bertujuan mengekspos upaya perusahaan tembakau untuk “greenwash” reputasi mereka dengan memasarkan produk yang ramah lingkungan.
Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2022 sebenarnya berdasar pada puntung rokok yang dibuang dan menjadi sumber polusi plastik pertama di dunia. Tidak hanya itu, penggunaan pestisida untuk menanam tanaman tembakau, penggundulan lahan, serta penggunaan air dalam jumlah besar juga merusak ekosistem dan mengurangi ketahanan iklim.
Jalan Kaki
Di Solo, para murid SD menggelar aksi massa kampanye penyadaran hidup sehat tanpa rokok. Kampanye ini, digagas oleh Presiden Republik Aeng-Aeng, Mayor Haristanto, bersama Yayasan Kakak (LSM yang bergerak untuk perlindungan anak).
Mayor (bukan tentara) Haristanto adalah tokoh kreatif Kota Bengawan yang pernah menerima 31 anugerah pemecahan rekor dunia dari MURI. Dalam kampanye tersebut, Mayor, peduli membagi-bagikan buku tentang pahlawan.
Sebagaimana pernah diberitakan, aksi tersebut digelar bersamaan dengan event Car Free Day (CFD) Minggu (29/5) lalu di ruas Jalan Protokol Slamet Riyadi Kota Solo. Sekitar 100-an siswa SD Negeri Cengklik dan SD Negeri Bromantakan Surakarta, melakukan manuver atraktif berjalan kaki 800 Meter (M).
Mereka mengusung spanduk berukuran jumbo, panjang 15 M, lebar 5 M dan berat 50 Kg. Pada spanduk tertulis STOP ASAP ROKOK! Aksi mereka ini mendapatkan apresiasi dan sambutan positif dari massa yang mendatangi event CFD.
Sebelum aksi mengusung spanduk raksasa ini dilakukan, tampil Dokter Gigi (Drg) Novita Indriani dan Dokter Krisnandar dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, memberikan pengetahuan bahaya menjadi perokok pasif. Harapannya, untuk mengingatkan para perokok aktif, tentang bahaya yang ditimbulkan dari asap rokok.
Bambang Pur