Hanya saja, dia mengungkapkan, omzet penjualan tahun ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2021 yang mencapai angka Rp 428 juta dengan 2.000 paket yang terjual. Menurut Dharma, perubahan pola perilaku masyarakat menyusul dibolehkannya mudik Lebaran menjadi penyebab berkurangnya frekuensi permintaan pengiriman bingkisan sehingga berpengaruh pada transaksi.
‘’Tahun ini, berbagai upaya mendongkrak penjualan hampers dilakukan, diantaranya dengan berpromosi melalui baliho dan terjun ke langsung ke para pemudik dari luar kota yang datang ke Rembang,’’ tambahnya.
Namun yang melegakan, lanjutnya, seluruh paket produk UMKM yang difasilitasi RB Rembang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Tidak hanya produk makanan dan minuman, namun craft dan fashion juga ludes terjual. Salah satu yang menjadi primadona adalah kaos atau T-Shirt Rembang, di mana para pemudik menjadikannya sebagai suvenir.
Dharma menandaskan, dukungan atas program bingkisan ini sebagai komitmen Semen Gresik mendukung kampanye Pemprov Jateng untuk belanja produk UMKM, dan mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional yang merupakan program Pemerintah dalam menyehatkan ekonomi di masa pandemi.
wied