BOROBUDUR (SUARABARU.ID) – Jalan-jalan atau piknik pastilah menyenangkan. Melihat pemandangan indah, berganti suasana dengan udara yang lebih sejuk dan bersih, berfoto-foto di tempat instagramabel.
Tetapi ada bagian penting yang tak bisa dilupakan saat berwisata. Mata boleh memandang keindahan alam, hati boleh Bahagia, tetapi soal perut tak bisa diabaikan begitu saja. Maka, mengisi perut, juga bagian tak terpisahkan dari kegiatan berwisata.
Untuk memenuhi kebutuhan perut, bisa dilakukan dengan cara membawa bekal dari rumah, misalnya. Tetapi umumnya wisatawan sekarang emoh repot begitu, karena tempat makan tersedia di sepanjang jalan, apalagi di tempat wisata. Apalagi bagi pemburu kuliner, di setiap tujuan wisatanya, mereka akan mencari yang khas dari tempat itu.
Bagaimana bila Anda melakukan perjalanan ke Borobudur di Kabupaten Magelang? Ada beberapa yang khas di Borobudur, misalnya mangut beong.
Beong adalah ikan endemik Sungai Progo, yang bentuknya mirip lele tetapi ukurannya besar dan selain dua patil yang berfungsi sebagai sirip untuk berenang, ada satu patil lagi di punggungnya.
Di Sumatera atau Kalimantan, ikan serupa ini dinamai baung. Ya, hamper-hampir miriplah dengan kata beong. Kalau di Semarang ada mangut kepala manyung, di daerah Borobudur ada ndhas beong yang artinya kepala beong.
Kemudian ada juga santapan malam bakmi Pak Muri di Jalan Balaputradewa. Atau yang ingin masakan segar berkuah panas, pilihlah sup. Di Magelang ada sop yang khas, Namanya sup senerek. Senerek adalah nama lain untuk kacang merah.
Senerek berasal dari kata Bahasa Belanda snert yang maknanya polong-polongan. Senerek adalah jenis kacang polong yang pohon dan buahnya serupa benar dengan buncis. Hanya bedanya, biji senerek lebih besar dan berwarna merah.
Nah sop senerk ala Magelang ini memang khas. Sop yang berisi daging sapi, wortel, dan kentang dan di dalamnya ada kacang merah, serta kuahnya yang panas ditambah lagi dengan rebusan bayam di atasnya. Semacam toping, begitulah.
