blank
Para atlet tenis meja saat berlaga di ajang Popda Kabupaten Kudus akhir Maret lalu. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus segera merealisasikan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah (PPLOPD) Kudus.

Program tersebut sebagai langkah menyiapkan atlet sekaligus mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi di olahraga.

Kabid Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus (Disdikpora) Kudus, Minan Mochamad mengatakan program PPLOPD nantinya akan membina sejumlah cabor uang akan menjadi andalan Kudus di ajang regional maupin nasional.

“Jadi, semua cabor yang akan menjadi andalan Kabupaten Kudus, diproyeksikan untuk masuk dalam program PPLOPD ini,”kata Minan, Senin (25/4).

Program PPLOPD itu nantinya akan memfokuskan pada kebutuhan atlet guna meningkatkan prestasi olahraga. Selain itu sarana dan prasarana (sarpras) olahraga di tiap-tiap cabang olahraga yang masuk proyeksi PPLOPD akan dibenahi.

“Kebutuhan gizi dan asupan vitamin atlet juga akan menjadi prioritas. Harapan kami di 2023 nanti PPLOPD sudah terbentuk,” terangnya.

Minan menambahkan, melalui PPLOPD tersebut, nantinya diharapkan atlet yang dibina bisa rutin menyumbang medali beberapa tahun terakhir. Dia juga memilih atlet dengan track record pernah menyabet medali di even tingkat provinsi.

“Anggaran terkait penyediaan PPLOPD sudah kami usulkan di APBD 2023. Sedang kami usulkan, semoga bisa mendapat persetujuan,” katanya.

Minan mengatakan, lokasi PPLOPD tidak harus terpusat di satu tempat. Melainkan dapat dilaksanakan di tempat terpisah atau di masing-masing lokasi latihan.

“Perbedaannya ketika nanti sudah di PPLOPD, atlet akan lebih diperhatikan. Selain itu jadwal latihan akan lebih ditata, begitu juga dengan asupan vitamin bagi atlet juga diperhatikan. Sehingga outputnya dapat menunjang prestasi,” katanya.

Anggota Komisi D DPRD Kudus Muhtamat setuju dengan adanya pembinaan olahraga secara terukur dan berkesinambungan.

Hanya saja, ia berharap pelaksanaan program tidak lantas menjadikan cabor tertentu seolah-olah menjadi anak emas.
Cabor potensial penyumbang medali memang harus terus dikawal agar terus bisa berprestasi.

Sedangkan cabor yang belum melahirkan atlet berprestasi, juga harus mendapat perhatian agar kedepan bisa berprestasi.

“Pada intinya semua atlet harus memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan potensinya. Pemkab Kudus melalui dinas terkait harus memfasilitasinya,” katanya.

Tm-Ab