blank
R.A. Kartini

blank

Oleh : Hadi Priyanto

Sebagai seorang anak perempuan seorang bupati yang memiliki pemikiran maju Kartini memang punya banyak alasan untuk dikenal kalangan muda terpelajar dan juga para pejabat pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Saat dia berusia 19 tahun ia telah mengikutkan karyanya pada pameran karya perempuan di Den Haag. Ia juga berhasil mencuri perhatian ratu Belanda, hingga surat yang dikirim Kartini diminta untuk dibacakan oleh ketua panitia. Peristiwa itu dimuat di surat kabar De Rotedamse Courant 30 Agustus 1898 dan beberapa surat kabar Belanda.

blank

Setahun kemudian, ketika Willem Rooseboom akan menjabat sebagai gubernur jendral Hindia Belanda, Sosrokartono, kakaknya telah menemui Willem Rooseboom dan menceritakan kisah duka adiknya yang ingin melanjutkan sekolah, tetapi pintu telah ditutup oleh adat Jawa yang sangat kuat. Hingga saat Willem Rooseboom ke Semarang, ia memanggil secara khusus Kartini dan kedua adik perempuannya.

BACA JUGAR.A. Kartini dan Seni Ukir: Dirikan Sekolah Pertukangan Ukir Pertama di Indonesia (Bag. 2 – Tamat )

blank

Peristiwa semacam ini sangat langka. Sebab seorang gadis yang biasanya dipingit mengikuti pertemuan resmi. Belum lagi kemampuan Kartini menulis diberbagai surat kabar serta kemampuan membangun persahabatan dengan para tokoh politik etis di Belanda.

Pemikiran-pemikiran kritis Kartini terhadap ketidakadilan terhadap perempuan ini menjadi salah satu pendorong munculnya semangat nasionalisme, kebangsaan dan cinta budaya bangsa. Bahkan munculnya semangat dan keberanian untuk melepas diri dari paham apapun yang menindas, menjajah, dan mengambil hak orang lain.

blank

BACA JUGA Di Balik Sejarah RSUD RA. Kartini Jepara, Bermula dari Bangunan Sekolah di Era RA Kartini

Apa yang dilakukan Kartini disepanjang hayatnya adalah berjuang untuk sebuah bangsa yang oleh Kartini sering diungkapkan sebagai Bangsa Bumi Putera atau Bangsa Jawa.

Pemikiran-pemikiran besar Kartini yang terpublikasi melalui berbagai media waktu itu tentu saja menarik perhatian dan dibaca oleh kalangan muda terpelajar. Kartini mampu mengunggah rasa kebangsaan para pemuda terpelajar, utamanya para siswa STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arts) atau Sekolah Kedokteran Bumi Putera di Batavia. Mereka bersahabat dengan Kartini dan menggunakan surat untuk membicarakan persoalan yang dihadapi. Kartini juga membangun hubungan dengan para pemuda progresif dan memiliki cita-cita luhur.

blank

ahkan jauh sebelum Jong Java dideklarasikan tahun 1915 dengan nama Tri Koro Dharmo, pada tahun 1903 Kartini telah menyebut Jong Java dalam suratnya kepada Ny. Ovink Soer tahun 1903 :

“Kami sudah mendapatkan banyak pengikut. Angkatan muda kita sudah mendukung sepenuhnya. Jong Java akan membangun persatuan dan sudah tentu kami menggabung. Oh, Bunda harus membaca surat-surat dari pejuang-pejuang kami yang bersemangat itu, orang-orang muda yang kelak akan bekerja ditengah-tengah bangsanya.

Mereka bersorak-sorak bersama kami. Mereka menamakan saya Ayunda saya menjadi kakak mereka, pada siapa mereka setiap waktu dapat datang, kalau mereka butuh bantuan atau mereka setiap waktu dapat datang, kalau mereka butuh bantuan atau pelipur hati. Dan selalu masih mengalir anggota baru untuk perkumpulan kami. Yang menjadi juara pertama dari ketiga HBS tahun ini ialah seorang Bangsa Bumi Putera lagi dari Sumatera. Ia sealiran dengan kami dan bercita-cita bekerja bagi rakyatnya. Wahai, betapa nikmatnya mempunyai cita-cita yang agung yang kian hari makin mendekat pelaksanaannya.”

BACA JUGA Puasa Saat Hamil dan Menyusui Tak Jadi Halangan

Penjelasan tentang peran Kartini dalam membangkitkan pergerakan para pemuda progresif dan maju itu disampaikan oleh adik Kartini, Kardinah : “Kami adik-adik Kartini dengan sendirinya meneruskan perjuangan Mbakyu Almarhumah, oleh sebab itu semangat itu telah ada didalam darah kami. Kami terutama secara continue menghubungi kaum pemuda, seperti langkah  Ayunda dahulu, untuk menganjurkan supaya mereka berkumpul dan bersatu, supaya kuat untuk bersama-sama memperjuangkan peningkatan martabat wanita dan bangsa.

Sementara itu suasana kebangkitan sudah ada di udara, seperti telah dikatakan oleh Mbakyu. Dimana-mana sudah mulai ada percikan api pergerakan nasional. Kami selalu berusaha menghidupkan api-api itu, sampai beberapa tahun kemudian timbul suatu gerakan yang kemudian dinamakan gerakan nasional. Pada tahun 1908 di Batavia lahir perkumpulan nasionalis “Boedi Oetomo” dan kira-kira dalam waktu yang bersamaan lahir di Nederland De Indische Vereeniging”…. Mbakyu Kartini memang perintis segala kemajuan nasional”

blank

Gagasan Kartini untuk kembali membangkitkan Jawa sebagai sebuah bangsa mampu menumbuhkan cita-cita, keyakinan,  kesadaran dan keberanian  bersama para pemuda terpelajar untuk bebas menentukan masa depan bangsanya sendiri. Karena kekuatan pemikirannya, Kartini mendapatkan tempat terhormat dikalangan para mahasiswa STOVIA. Ia  dipanggil sebagai Ayunda. (Bersambung)

Penulis adalah Wartawan SUARABARU.ID, Penulis Buku Kartini Pembaharu Peradaban dan Buku Kartini Penyulut Api Nasionalisme