SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT), Dr Ganjar Harimansyah, belum lama ini menerima kunjungan Kepala Seksi Kurikulum Siswa SD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Mohammad Aslam SPd dan Pengawas SMP Nuryanta MPd, di Ruang Poerbatjaraka.
Hadir dalam kunjungan itu, Plt Kasubbag Tata Usaha BBPJT Andy Rahmadi Santoso SKom, Ketua KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra Shintya MS, Ketua KKLP Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Sunarti MHum, serta Ketua KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum Ika Inayati MLi.
Dalam pertemuan itu Mohammad Aslam menyampaikan, kunjungannya ini dalam rangka berdiskusi tentang pembelajaran bahasa Jawa di sekolah, di Kabupaten Semarang. Pihaknya sendiri telah menyelenggarakan Peningkatan Kompetensi Mengajar Bahasa Jawa, dan berharap adanya tindak lanjut yang konkret.
BACA JUGA: Tergantung Politic Will Pemerintah untuk Atasi Ketergantungan Impor Kedelai
”Kami berharap pelatihan guru tidak hanya berhenti di guru, tetapi berimbas positif kepada para siswa. Untuk itu, kami berkunjung ke Balai Bahasa ini untuk bisa bekerja sama dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Jawa,” kata Aslam dalam perbincangannya di kantor yang terletak di Jalan Elang Raya No 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang itu.
Menurut dia, pihaknya merasa prihatin atas kemerosotan “unggah-ungguh” peserta didik, di era pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini.
Pihaknya sebenarnya juga telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan guru, dengan narasumber praktisi dan akademisi bahasa dan budaya Jawa. Harapannya, para guru termotivasi untuk membentuk karakter peserta didik, sesuai dengan tata krama dalam masyarakat Jawa.
BACA JUGA: MU Tahan Seri 1-1 Lawan Atletico Madrid
”Unggah-ungguh ini juga berkaitan dengan pembelajaran bahasa Jawa yang mengandung bagaimana seseorang berperilaku dalam berkomunikasi dengan orang tua, guru, juga dengan orang yang dianggap lebih tua,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BBPJT Dr Ganjar Harimansyah menyatakan, kerja sama antarlembaga seperti ini, dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang efektif untuk melakukan pembinaan dan pemasyarakatan bahasa. Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, imbuh Ganjar, pada tahun lalu telah menyelenggarakan program revitalisasi bahasa Jawa.
”Pelindungan bahasa daerah masuk sebagai program Nasional, untuk mencapai indeks pemanfaatan bahasa daerah. Jika tahun lalu revitalisasi bahasa daerah baru menyasar tiga provinsi, yakni Jateng, Jabar, dan Sulawesi Selatan, tahun ini ada 12 provinsi yang melaksanakan revitalisasi bahasa daerah,” ujar Ganjar.
BACA JUGA: Liverpool Hantam Leeds 6-0
Dijelaskan pula, Festival Tunas Bahasa Ibu diharapkan bisa menjadi model revitalisasi bahasa daerah, untuk menggerakkan generasi muda terlibat dalam upaya pelindungan, pelestarian, dan pemertahanan bahasa daerah.
Program pelindungan bahasa daerah bisa dimulai dengan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan. Seperti pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, pelatihan guru utama, diseminasi model pembelajaran bahasa Jawa di kabupaten/kota, evaluasi, dan penyelenggaraan Tunas Bahasa Ibu.
”Kami berharap, dengan adanya revitalisasi bahasa daerah ini, akan semakin banyak generasi muda yang mau menggunakan bahasa daerahnya. Selain itu, guru memiliki banyak alternatif model pembelajaran bahasa daerah yang bisa digunakan dalam pembelajaran di sekolah,” tandasnya.
Riyan