WONOGIRI (SUARABARU.ID) – ”Ya ampun, betapa sulitnya untuk membeli minyak goreng dengan harga yang ditetapkan pemerintah,” tegas Ketua Tagana (Taruna Siaga Bencana) Kabupaten Wonogiri, Sugi.
Penegasannya ini, Rabu (23/2), disampaikan saat memberikan laporan pada upacara pembukaan pasar murah penjualan komoditas minyak goreng (Migor). Pasar murah Migor Tagana, ini digelar di halaman Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Wonogiri, dengan mendapatkan pendampingan personel polisi dan Satpol-PP.
Kepala Dinsos Wonogiri, Kurnia Listyorini, berkenan memberikan sambutan dan membuka resmi gelar pasar murah Migor tersebut. Ditandai dengan pelayanan perdana penjualan Migor kemasan premium harga Rp 14 ribu per liter, kepada perwakilan tukang parkir.
Ketua Tagana Wonogiri, Sugi, menyatakan, dalam pasar murah tersebut tersedia Migor sebanyak 300 liter. Sasaran pembelinya adalah mereka para tukang parkir, kuli panggul, buruh gendong pasar, Pedagang Kali Lima (PKL) dan masyarakat kurang mampu yang bermukim di sekitar Kantor Dinsos.
Untuk menjaga ketertiban, para calon pembeli diberikan kupon dan pelayanan penjualannya pun dilakukan melalui perwakilan dari komunitas masing-masing. ”Sedianya, pasar murah minyak goreng ini akan kami gelar di pasar, tapi demi menghindarkan serbuan masyarakat dipindahkan di halaman Kantor Dinsos ini,” jelas Sugi.
Jumlah yang dijual di pasar murah terbatas, karena Tagana mengalami kesulitan membeli Migor. Pemerintah, sejak 19 Januari 2022 lalu, memberlakukan satu harga Migor kemasan premium, yakni Rp 14 ribu/liter.
Bencana Sosial
Namun, masyarakat sulit membelinya dengan harga tersebut. Karena harga di pasaran mencapai Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu/liter. Di outlet toko-toko modern (yang diharapkan menjadi pelopor penjualan Migor satu harga) terlihat kosong. Kalaupun ada jumlahnya terbatas, dan cepat habis diserbu pembeli.
Kepala Dinsos Wonogiri, Kurnia Listyorini, menyatakan, Tagana adalah relawan sosial yang bernaung di institusi Dinsos. Mereka berperan membantu masyarakat manakala terjadi bencana. Baik itu bencana alam maupun bencana sosial.
Terkait bencana sosial, Tagana berusaha secara proaktif memberikan perannya dalam ikut mengatasi kelangkaan Migor dengan menggelar pasar murah.
Tagana juga aktif ikut mendukung penanggulangan Covid-19, dengan memberikan edukasi Prokes kepada masyarakat serta membagikan masker.
Di Kabupaten Wonogiri, tandas Kurnia, Tagana memiliki 77 personel anggota. Mereka siap dalam turut serta sesarengan (bersama) membangun Wonogiri, sebagaimana arahan Bupati.
Pasar murah Migor Tagana ini, menjadi yang pertamakalinya terjadi di Kabupaten Wonogiri. Diharapkan, ini dapat menginspirasi lembaga taua organisasi lain untuk ikut saling berbagi, memberikan kepeduliannya kepada masyarakat.
Bambang Pur