blank

SEMARANG – Dr Juni Gultom ST MTP yang merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengan, berhasil meraih gelar doktor di bidang teknik sipil, dari Program Doktor Teknik Sipil (PDTS), Unissula, pada Sabtu (19/2/2022).

Dia dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Capaian ini setelah Juni Gulton berhasil mempertahankan disertasinya usai menjalani ujian terbuka promosi doktornya.

Adapun penelitiannya tersebut berjudul Konstruksi Jalan Terapung di Atas Tanah Lunak. Juni Gultom diuji oleh tim penguji yang terdiri Prof Dr Ir S Imam Wahyudi DEA (Ketua Prodi S3 PDTS), Prof Ir Pratikso MST PhD, Dr Abdul Rochim ST MT (yang juga ketua dewan penguji), Ir Syahril Taufik MSc Eng PhD, Prof Yusep Muslih Purwana ST MT PhD, Prof Dr Ir Antonius MT, dan Ir Rachmat Mudiyono MT PhD.

Penelitian yang dilakukannya sangat menarik. Dimana dia memberi solusi, bagaimana menyelesaikan pembangunan jalan di daerah-daerah yang memilki tanah lunak, berupa gambut dan rawa.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri jika ada sedikitnya 30 persen tanah di Indonesia yang merupakan tanah lunak, rawa dan gambut. ”Ini banyak ditemukan di Kalimantan dan luar Jawa umumnya, serta daerah pesisir termasuk di Jawa. Tanah lunak ini riskan terendam air,” jelasnya.

Menurut Juni Gultom, pembangunan konstruksi jalan di atas tanah lunak dewasa ini menjadi pemikiran bersama. Permasalahan tanah lunak yang termasuk tanah problematik ini memiliki karakteristik daya dukung tanah yang rendah, dan penurunan tanah yang besar.

“Oleh sebab itu perlu dicarikan solusi jenis konstruksi yang tepat guna dan efektif yang mampu menjawab tantangan ini. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efektifitas konstruksi fondasi tiang rakit (raft pile foundation) dalam meningkatkan daya dukung dan penurunan tanah,” ungkap Gultom yang mengambil objek penelitiannya di jalan tol Semarang Demak ini.

Dia pun melakukan penelitian, dengan menggunakan geofoam di dalam meningkatkan daya dukung konstruksi fondasi tiang rakit (raft pile foundation) untuk jalan. Menurutnya, tebal minimal geofoam 0,5 meter dan muka air setinggi 0,7 meter dari permukaan tanah dasar, mampu mendukung struktur beton dan beban luar dengan safety factor.

”Intinya, adalah semakin tebal geofoam dan semakin tinggi muka air di atas permukaan tanah, dapat mereduksi settlement dan menaikkan safety factor atau mendukung konstruksi tanah lunak,” jelas Juni Gultom yang juga memiliki gelar Doktor Ilmu Hukum ini.

Pemanfaatan geofoam ini menurutnya, telah dipatenkan di sejumlah negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Hanya saja, memang di Indonesia belum diaplikasikan. Oleha karenanya, dia merekomendasikan hasil penelitiannya tersebut untuk diaplikasikan pada pembangunan jalan di daerah lunak yang berair. Seperti di kalimantan (yang banyak memiliki tanah rawa). Hasil penelitian saya ini juga akan saya ajukan sebagai rekomendasi untuk Ibu Kota Baru, di Kalimantan,” jelasnya