blank
Mahasiswa beri penyuluhan atasi stunting. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) peduli terhadap anak yang kurang gizi. Dosen dan sejumlah mahasiswa terlibat dalam gerakan masyarakat sadar stunting berbasis pendayagunaan potensi masyarakat di era pandemi. Dilakukan di Jantur, Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, belum lama ini.

Dosen Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang, Ns Reni Mareta MKep, hari ini menuturkan, stunting adalah salah satu kondisi yang bisa dialami oleh anak yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan. Biasanya disebabkan karena kekurangan gizi pada seribu hari pertama kehidupan, yang dimulai dari ibu hamil (270 hari) sampai anak berusia dua tahun (730 hari). “Kondisi yang paling dapat dikenali adalah tinggi badan anak terlihat lebih pendek dibandingkan anak seusianya,” tuturnya.

Selebihnya disebutkan, Dusun Jantur merupakah salah satu dusun di Desa Banyusari, Kecamatan Grabag. Jumlah balita di Desa Banyusari sebanyak 383 anak, empat di antaranya menderita stunting dan tiga balita berstatus di bawah garis merah.

Hal itu yang mendorong tim untuk melakukan Program Pengabdian Masyarakat Terpadu (PPMT) yang dia ketuai. Beranggotakan Bagus Ari Dwi Prabowo, Yuyun Mayanti, Shinta Oktanti, Dewi Wulan Sari, dan Eni Sulistyowati, yang semuanya adalah mahasiswa kelas paralel prodi Ilmu Keperawatan (S1) Fikes Unimma.

Selanjutnya dikatakan, berdasarkan pengkajian dan wawancara dengan tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan masyarakat setempat, diidentifikasi ada beberapa permasalahan di sana. Kemudian bersama dengan komponen masyarakat, tim menetukan beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada.

Mahasiswa Unimma berfoto bersama warga binaan. Foto: eko

“Kegiatan yang dilaksanakan berprinsip pemberdayaan masyarakat, dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan tentang stunting, pengentasan stunting dan pengelolaan sumber daya dalam pengentasan stunting.

Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain adalah melakukan penyuluhan tentang stunting dan upaya pencegahannya. Selain itu juga tim PPMT melakukan demontrasi pembuatan gentong hidroponik untuk membudidayakan ikan lele di sekitar rumah.

Peserta kegiatan pun antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, sehingga pada akhir kegiatan bisa dievaluasi tingkat pemahaman warga. Terutama perhatian ibu hamil dan kaum ibu dengan balita meningkat tentang stunting.

“Mereka memahami tentang cara penyediaan makanan pendukung air susu ibu dan membuat gentong hidroponik di rumah masing-masing untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” katanya.

Eko Priyono