SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota Semarang akan memberikan tindakan tegas terhadap pusat perbelanjaan atau mall yang selama ini tidak tertib dalam menerapkan aplikasi Peduli Lindungi.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, usai video conference dengan Presiden RI Joko Widodo membahas soal perkembangan penanganan Covid-19, Senin (7/2/2022).
“Kebanyakan sekarang kita boleh masuk mall tanpa Peduli Lindungi. Nanti akan dicek, akan kita tertibkan lagi. Kepala Satpol PP sudah laporan ke saya, bulan Februari ini gaspol antara pemerintah kota, TNI, POLRI akan muter – muter razia,” katanya.
Menurut wali kota yang biasa disapa Hendi ini, tindakan tersebut menjadi salah satu bagian dari upaya menekan lonjakan gelombang ketiga kasus Covid-19 di Kota Semarang.
Tak hanya akan menggiatkan operasi yustisi pada pusat perbelanjaan di Kota Semarang, dia pun mengungkapkan upaya penegakan protokol kesehatan (prokes) hingga ke tingkat Kelurahan. Penegakan prokes menjadi salah satu cara efektif dalam memutus mata rantai Covid-19.
“Di bulan Januari sempat agak kendur, maka dari sekarang saya memastikan teman – teman di tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan akan kembali fokus,” katanya.
Sementara itu, di dalam lingkungan Pemerintah Kota Semarang sendiri, Hendi menyebut telah mengeluarkan larangan bagi pejabat dan seluruh ASN untuk melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Adapun untuk kunjungan kerja ke luar kota, Hendi menekankan juga melakukan pembatasan.
“Untuk kawan – kawan pemkot; satu, tidak boleh ada kunjungan ke luar negeri, yang kedua tidak boleh ada rombongan besar yang melakukan kunjungan kerja ke luar daerah, cukup rombongan kecil, dan itu saja untuk yang sifatnya penting,” katanya.
Di sisi lain, terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Semarang, Hendi meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, namun tidak panik. Pasalnya menurut Wali Kota Semarang itu, dalam pengamatannya varian omicron tidak sedahsyat varian delta.
Dia menuturkan meski kasus Covid meningkat, namun tingkat keterisian isolasi terpusat dan rumah sakit belum seperti saat Kota Semarang menghadapi varian Delta. Ditambah lagi Hendi belum mendapat laporan terkait adanya kasus meninggal karena varian omicron.
“Memang angkanya naik kenceng, tapi kalau dibandingkan varian delta, tingkat keterisian rumah sakit dan isolasi terpusatnya tidak seperti pada saat varian delta. Prinsipnya angka memang semakin naik, tapi belum sedahsyat varian delta, termasuk angka kematiannya. Di Semarang sendiri saat ini sudah ada dua kasus meninggal, tapi itu karena varian delta, satu lansia, dan satu karena memiliki komorbid,” katanya.
Hery Priyono