blank
Abdul Kholik menyampaikan pandangannya dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Kantor DPD Jateng, Jl Imam Bonjol, Semarang, Kamis (27/1/2022).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Anggota DPD RI Dr Abdul Kholik SH MSI menegaskan, pembangunan ekonomi wilayah selatan sudah saatnya dimaksimalkan. Mengingat, Jateng bagian utara ancaman ekologis kian meningkat seiring dengan padatnya pembangunan di wilayah Jateng utara.

“Ancaman ekologis wilayah Jateng utara perlu diantisipasi sejak dini. Karena kalau tidak, akan menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan ekonomi antar daerah di Jawa Tengah,” kata Abdul Kholik dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Kantor DPD Jateng, Jl Imam Bonjol, Semarang, Kamis (27/1/2022).

Pemateri via zoom dalam FGD tersebut, Lukman Hakim, PhD (UNS), Dr Rahab SE MSc (Unsoed), Berli Martawardaya MSc (INDEF), Firmansyah Ph.D (Undip), dengan moderator Lukman Hakim MAg.

Abdul Kholik menyadari selain persoalan ekologis, hambatan pengembangan ekonomi Jateng masih menyisakan banyak persoalan. Antara lain, persoalan demografi, pengentasan kemiskinan, kesenjangan antar kawasan, diskoneksitas antar daerah dan keterbatasan produk unggulan di setiap daerah.

Abdul Kholik menjelaskan wilayah Jawa Tengah bagian utara dan timur bisa dikatagorikan sebagai daerah megapolitan. Sedangkan wilayah selatan sebagai daerah agropolitan. Namun wilayah kawasan ini, tetap memiliki potensinya masing-masing.

“Dan kalau potensi kawasan itu dikembangkan secara maksimal dan terpadu, problematika pembangunan ekonomi di Jateng akan segera teratasi,” jelas Abdul Kholik sambil mencontohkan kalau keberadaan Borobudur, lebih memungkinkan untuk dijadikan barometer pengembangan kawasan wisata berikut akses dan potensi daya dukung daerah lainnya sehingga Jateng selatan lebih bisa cepat berkembang.

Untuk menunjang percepatan itu, lanjutnya, APBD setiap daerah bisa dikolaborasikan sesuai kepentingan trans kabupaten/kota.

Selama ini, tambahnya, jalur transportasi wilayah selatan jika akan ke Semarang pun masih memprihatinkan, sepi dan armadanya terbatas. Masyarakat lebih enjoy menuju Jakarta atau Yogyakarta karena lebih mudah diakses.

Muha