Jajaran pemain dan official Persiku berfoto bersama usai acara launching, Kamis (28/10).

KUDUS (SUARABARU.ID) – Askab PSSI Kabupaten Kudus mencatat total biaya operasional Persiku selama menjalani kompetisi Liga 3 mencapai Rp 1,4 miliar.

Meski demikian, dari jumlah anggaran belanja yang dilaporkan tersebut, ada sekitar Rp 300-350 juta yang masih belum terbayarkan alias hutang.

Besaran belanja operasional Persiku tersebut berdasarkan LPJ manajemen yang telah diterima Askab PSSI.

“Dari kebutuhan anggaran sebesar itu, total gaji pemain, ofisial, pelatih yang belum dibayarkan antara Rp300 juta hingga Rp350 juta,” kata Ketua Askab PSSI Kudus Daniel Budi Sampoerna, sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (18/1).

Meski demikian, Daniel menilai LPJ Persiku yang diserahkan kepada Askab tersebut masih belum lengkap. Pasalnya, LPJ tersebut belum dilengkapi tanda tangan Mantan Manajer, Ferdaus Ardiansyah.

Untuk itu, dia meminta, segera melengkapi kekurangan itu, agar Askab PSSI Kudus bisa segera dilaporkan kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kudus.

“Kalau ini memang diserahkan apa adanya tentunya akan kami kirimkan begitu saja,” ujarnya.

Terkait kesiapan Askab PSSI melunasi semua pendanaan tersebut, Daniel belum bisa memastikannya karena tahun ini pihaknya juga tengah menyusun rencana anggaran kegiatan untuk diajukan ke KONI Kudus.

“Meskipun demikian, tetap akan kami perjuangkan hak ofisial, pelatih, dan pemain karena tidak mungkin kami mencoret anggaran tersebut karena bukan kewenangan kami. ,” katanya.

Mantan Manajer Persiku Kudus Ferdaus Ardyansyah Purnomo mengakui selama mengikuti kompetisi mulai bulan Juli-Desember 2021, praktis menggunakan dana pribadi karena Askab PSSI belum mengucurkan dana untuk kompetisi Liga 3 Jateng.

Namun, Askab PSSI Kudus mengambil keputusan memberhentikan Ferdaus dari kursi manajer Persiku sejak 21 Desember 2021, menyusul gagalnya tim Persiku Kudus dalam babak penyisihan grup Liga 3 Jateng.

Tm-Ab