blank
Kriseptiana Hendrar Prihadi melakukan dialog dengan Fasilitator kegiatan rembug perempuan Sang Puan didampingi oleh Moeljanto, Camat Candisari dan Sri Martini di Balai Kelurahan Tegalsari Kecamatan Candisari Kota Semarang Selasa (11/1/2022). Foto: Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Rembug Perempuan “Sang Puan” atau Sayang Perempuan dan Anak, merupakan salah satu program pemberdayaan perempuan dan anak yang menjadi andalan Kota Semarang, agar perempuan ikut terlibat dalam proses pembangunan.

Keterlibatan perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya di Kota Semarang, menurut Kriseptiana Hendrar Prihadi sangat penting.

“Sekarang perempuan harus ikut andil. Ini semangat baru. Jadi perempuan harus benar-benar “melek” mengenai pembangunan dan memahami tentang anggaran,” harap Kriseptiana kepada awak media usai meninjau dan memberikan materi tentang peran perempuan dalam rembug perempuan “Sang Puan” di Balai Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari Kota Semarang, Selasa (11/1/2022).

Sejak 2017

Sang Puan, lanjutnya, sudah menjadi program pemerintah Kota Semarang, sejak tahun anggaran 2017 lalu dan sudah terbentuk di 177 Kelurahan di Kota Semarang. Yang mana di tiap-tiap kelurahan ada fasilitator untuk membahas isu perempuan dan anak yang didampingi oleh Camat dan Lurah masing-masing.

“Sang Puan ini merupakan kegiatan pra-Musrenbang untuk perempuan dan anak, yang nantinya akan dibahas di Musrenbang terkait isu perempuan, anak, disabilitas dan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayahnya masing-masing,” jelas Tia, panggilan akrab Ketua Umum Permata Hebat Kota Semarang ini.

Kegiatan Sang Puan ini, imbuhnya, selama ini dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh perempuan dan anak serta disabilitas di wilayah yang membutuhkan, sesuai dengan kebutuhan di tiap-tiap kelurahan.

“Karena kelurahan Tegalsari, mungkin berbeda dengan Kelurahan Candi. Satu contoh tadi saya lihat kebutuhan untuk membangun posyandu disabilitas. Tentu akan berbeda dengan yang dibutuhkan wilayah kelurahan lain,” ungkapnya.

Sedang dalam rembug perempuan Sang Puan ini, menurut Moeljanto, Camat Candisari Kota Semarang, kegiatan rembug perempuan Sang Puan ini merupakan kegiatan penyusunan rencana anggaran kegiatan di tingkat kelurahan.

“Kegiatan ini untuk menampung usulan-usulan isu perempuan dan anak di tingkat kelurahan, untuk pemberdayaan perempuan dan anak bisa terakomodasi untuk anggaran tahun 2023 mendatang.

Karena selama ini isu perempuan tidak diikutkan dalam rapat Musrenbang,” ungkap Moeljanto di tempat yang sama.

Dalam rembug perempuan Sang Puan ini, lanjut Moeljanto, ada 17 komponen yang terlibat. Mulai Kadang Taruna, PKK, FKK, Gerai Kopi Mi, UMKM Mekarsari, Permata Hebat, Pengelola Posyandu (Balita), Posbindu (Lansia) dan beberapa lembaga kelurahan lain.

Absa