SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Erupsi gunung Semeru mendapatkan perhatian khusus dari Palang Merah Indonesia (PMI) Solo dan Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Kedua lembaga mengirimkan belasan relawan dan bantuan obat obatan serta bahan makanan untuk guna membantu meringankan penderitaan korban bencana
“Hari ini PMI memberangkatkan 11 personel relawan dan ambulans berikut sarana tranportasi serta mengirim bantuan berupa obat-obatan, masker, selimut serta barang lainnya. Rumah Sakit UNS memberangkatkan tiga dokter, dua perawat dan satu pembantu umum dan satupengemudi,” kata CEO PMI Surakarta Sumartono Hadinoto bersama Direktur RS UNS Prof Dr Hartono dr MSi, usai melepas keberangkatan tim relawan ke Lumajang Jatim di Markas PMI Solo, Senin (6/12).
Sumartono Hadinoto membeberkan, tim relawan PMI yang diberangkatkan satu dokter dan apoteker serta dua perawat. Turut serta empat orang dari Akademi Bank Darah (AKBARA) terdiri tiga mahasiswa dan satu dosen. Dalam tim juga disertakan seorang kordinator dan bagian data/infomrasi.
Tim akan berada di lokasi selama satu minggu sembari melaksanakan asesment guna mengetahui kebutuhan yang diperlukan di lokasi. Kebutuhan ini akan ipenuhi pada saat PMI mengirim tim berikutnya sekaligus menarik personil sebelumnya.
“Bantuan yang dikirim untuk korban erupsi meliputi obat-obatan, masker medis 1.400 ;embar, masker kain 3.400 lembar, 200 lembar selimut berikut biskuit dan sejumlah tabung berisi oksigen”, terangnya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah menghubungi PMI Lumajang dan BPBD setempat terkait pengiriman tim relawan termasuk bantuan.
Peduli Erupsi Semeru;
Peduli Bencana Semeru, PMI Surakarta dan RS UNS Kirim Relawan dan Bantuan Ke Lumajang.
SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Erupsi gunung Semeru mendapatkan perhatian khusus dari Palang Merah Indonesia (PMI) Solo dan Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Kedua lembaga mengirimkan belasan relawan dan bantuan obat obatan serta bahan makanan untuk guna membantu meringankan penderitaan korban bencana
“Hari ini PMI memberangkatkan 11 personel relawan dan ambulans berikut sarana tranportasi serta mengirim bantuan berupa obat-obatan, masker, selimut serta barang lainnya. Rumah Sakit UNS memberangkatkan tiga dokter, dua perawat dan satu pembantu umum dan satupengemudi,” kata CEO PMI Surakarta Sumartono Hadinoto bersama Direktur RS UNS Prof Dr Hartono dr MSi, usai melepas keberangkatan tim relawan ke Lumajang Jatim di Markas PMI Solo, Senin (6/12).
Sumartono Hadinoto membeberkan, tim relawan PMI yang diberangkatkan satu dokter dan apoteker serta dua perawat. Turut serta empat orang dari Akademi Bank Darah (AKBARA) terdiri tiga mahasiswa dan satu dosen. Dalam tim juga disertakan seorang kordinator dan bagian data/infomrasi. Tim akan berada di lokasi selama satu minggu sembari melaksanakan asesment guna mengetahui kebutuhan yang diperlukan di lokasi. Kebutuhan ini akan ipenuhi pada saat PMI mengirim tim berikutnya sekaligus menarik personil sebelumnya.
“Bantuan yang dikirim untuk korban erupsi meliputi obat-obatan, masker medis 1.400 ;embar, masker kain 3.400 lembar, 200 lembar selimut berikut biscuit dan sejumlah tabung berisi oksigen”, terangnya sembari menambahkan pihaknya sudah menghubungi PMI Lumajang dan BPBD setempat terkait pengiriman tim relawan termasuk bantuan.
3 Dokter 2 Perawat
Sementara Direktur RS UNS Prof Dr Hartono dr MSi mengatakan, lembaga yang dipimpinnya memberangkatkan tiga dokter dan dua perawat serta pembantu umum berikut pengemudi masing masing seorang.
Sebelumnya UNS memberangkatkan dua personel tim SAR dan Tiga orang dari Mapala. Tim yang diberangkatkan selain memberikan bantuan evakuasi dan pengobatan di lokasi juga melaksanakan pemetaan.
Hal disebut terakhir bertujuan untuk mengetahui barang yang dibutuhkan dan diperlukan sehingga bisa secepatnya dikirim dari Solo
Dari laporan yang didapat diperoleh keterangan, personil perawat sangat dibutuhkan. Demikian halnya akan oksigen dan sembako, selimut, tikar, tenda, masker sangat diperlukan. Sedangkan obat obatan sudah disuplay dari RS sekitar.
” Tim yang melakukan pemetaan akan berada di lokasi selama tiga hari. Sementara teknis operasional, evakuasi dan lainnya akan di lokasi selama tujuh hari”, bebernya.
Bagus Adji