blank
alah satu aktivis dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Salatiga yang menang, saat menyampaikan orasinya dalam "unjuk rasa" yang dijaga oleh puluhan anggota Sabhara Polrestabes Semarang di lapangan Pratisara Wirya Polrestabes Semarang, Kamis (2/11/2021). Foto : Dok Humas Polrestabes Semarang.

SEMARANG (SUARABARU.ID) Tiga orang aktivis unjuk rasa berorasi, suarakan uneg-unegnya tentang isu Hak Asasi Manusia (HAM) di lapangan Pratisara Wirya Polrestabes Semarang dan dijaga puluhan anggota Sabhara yang berdiri di tengah panas terik, Kamis (2/11/2021)

Dengan bersimbah peluh, puluhan anggota Sabhara Polrestabes Semarang ini, terlihat bersabar menunggu tiga orang yang berorasi secara bergantian, menyuarakan uneg-uneg mereka seputar HAM dan Demokrasi.

Nuansa itu, ternyata memang diciptakan Polda Jateng dalam lomba orasi yang diikuti aktivis dari berbagai kalangan di Jawa Tengah. Gelaran yang diadakan Polda Jateng dalam rangka hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Berdasar keterangan panitia, 15 peserta mendaftar secara online sejak pertengahan November lalu. Pada puncak seleksi, tiga orang tampil di final untuk menjadi yang terbaik. Tiga peserta tersebut diseleksi kembali menjadi satu peserta untuk dilombakan di tingkat Mabes Polri.

Dan salah satu anggota Korps HMI Wati (Kohati) Salatigalah, yang berhasil memenangkan lomba tersebut, mengalahkan dua orang pesaingnya. Ketua Kohati Salatiga, Rifaul Awaliyah menuturkan, tema yang dibawakan pada lomba orasi adalah anti kekerasan terhadap perempuan. Tema lomba tersebut, sebelumnya pernah diorasikan di Salatiga.

“Kami pernah mengampanyekan tema lomba tersebut di Salatiga. Kami juga sisipkan bagi-bagi hijab,” katanya.

blank
Puluhan anggota Sabhara Polrestabes Semarang, yang berdiri di tengah panas terik dengan bersimbah peluh terlihat bersabar menunggu “unjuk rasa”, menyuarakan uneg-uneg seputar HAM dan Demokrasi di lapangan Pratisara Wirya Polrestabes Semarang, Kamis (2/11/2021). Foto : Dok Humas Polrestabes Semarang.

Menurutnya, tidak ada persiapan khusus dalam pelaksanaan lomba orasi. Waktu yang disediakan juga tidak banyak untuk mempersiapkan lomba.

“Waktu persiapannya cukup terbatas, karena berbagai kesibukan. Kami tampil dengan modal optimisme, yang penting tampil terbaik dalam mengikuti lomba,” ujar Rifaul.

Adanya perlombaan tersebut, lanjutnya, dapat memberikan ruang untuk menyalurkan aspirasi. Selain itu aspirasi yang disampaikan bisa langsung di dengar.

“Bisa mendapatkan peringkat 1 kami tidak ada bayangan. Sebab dalam bimbingan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang paling bermakna adalah proses kita lalui,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menuturkan, Polda Jateng yang melaksanakan lomba orasi unjuk rasa piala Kapolri 2021. Pada tingkat jateng, ada 15 peserta yang mendaftar melalui online.

“15 peserta tersebut mendaftarkan melalui kiriman video. Dari 15 peserta tersebut, diseleksi menjadi 3 peserta, untuk dilombakan secara live di lapangan Polrestabes Semarang,” jelasnya.

Kegiatan tersebut, imbuh Kombes Iqbal, diselenggarakan dalam rangka memperingati Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional pada 10 Desember 2021. Lomba orasi itu bertujuan untuk memberikan wadah mahasiswa dan ruang masyarakat umum untuk menyampaikan aspirasi.

“Pada perlombaan itu kami memilih satu peserta untuk dilombakan di tingkat mabes Polri,” tuturnya..

Dikatakan pula oleh Kombes Iqbal, peserta yang dikirim setiap Polda akan diseleksi kembali menjadi 10 peserta dan melakukan orasi secara live di lapangan Bhayangkara Mabes Polri.

“Karena memperingati hari HAM, jadi tema yang diangkat dalam lomba ini adalah tentang HAM,” ujarnya.

Disampaikan pula, tiga peserta terbaik terbaik, yang dilombakan di lapangan Polrestabes Semarang adalah Aliansi Peduli Guru Honorer (Sipeguh), Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Salatiga dan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

“Kami memvisualisasikan kondisi lomba seperti saat unjuk rasa yang sebenarnya. Kami melibatkan personil Sabhara untuk bertugas “seolah-olah” mengamankan unjuk rasa,” tambahnya.

Dengan begitu, lanjutnya, para peserta dapat menghayati perannya sehingga menyuarakan idenya secara baik.

“Ini juga menunjukkan bahwa Polri siap mengawal masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya. Namun kami menghimbau, penyampaiannya harus tetap beretika serta mematuhi kaidah hukum yang berlaku,” pungkas Kabidhumas.

Absa