blank
Salah seorang warga menerima santuan atas tanah yang ditempatinya di atas lahan PT KAI, yang berencana membuat rel ganda jalur Solo-Semarang. Foto: dok/ist

SURAKARTA (SUARABARU.ID)– Pemberian santunan penanganan dampak sosial kemasyarakatan, dalam rangka penyediaan tanah untuk pembangunan Nasional jalur rel ganda Solo-Semarang Fase 1 (Solo Balapan-Kadipiro), mendapat apresiasi warga.

Samiyo (65) misalnya. Warga Nusukan Kota Surakarta, mengaku bersyukur mendapat santunan itu. Dia datang ke pendapa sambil membawa berkas syarat yang diperlukan, dan mengantre sesuai nomor dalam surat undangan, sebagai penerima santunan.

”Ini sangat membantu. Saya tahu tanah itu bukan milik saya. Lalu dapat santunan, ini sudah bersyukur,” tuturnya.

BACA JUGA: Wali Kota Salatiga Minta Optimalkan Potensi Pajak Daerah

Sebelumnya, Samiyo mendirikan bangunan rumah seluas 20 meter persegi di lahan PT KAI. Selain ditempati bersama enam anggota keluarganya, rumah itu juga dibuat usaha menjual peralatan bengkel.

”Untuk rumah sudah survei, tinggal menunggu uang santunan cair. Sisanya buat menambah modal usaha peralatan bengkel,” ungkapnya.

Sovia Erna, penerima santunan yang lain juga mengungkapkan hal yang sama. Besaran yang diterima nantinya, akan dijadikan tambahan modal untuk membesarkan usaha yang selama ini dijalankannya.

BACA JUGA: Dosen USM Bina Kelompok Tani Bina Lestari Purworejo untuk Ciptakan Kualitas Produk Berkualitas

”Kalau rumah sudah ada. Nanti uangnya buat tambah modal usaha saya. Saya punya usaha jual air minum,” papar dia, yang juga tinggal di Nusukan.

Menurutnya, sejak mendapat pemberitahuan terkait adanya pembangunan rel ganda, dia tidak mempersoalkan penyediaan lahan. Dia menyadari risiko bermukim di atas lahan milik PT KAI.

”Awal membangun sudah tahu itu milik PT KAI, dan harus siap kalau lahannya dibutuhkan. Tapi ini saya bersyukur karena dapat santuan,” imbuhnya.

BACA JUGA: BPBD Kabupaten Temanggung Ingatkan Potensi Bencana Tanah Longsor

Sedangkan Kepala Balai Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya menyatakan, total anggaran untuk santunan sebesar Rp 32 miliar. Sejauh ini, proses pemberian santunan berjalan lancar. ”Ini indikasinya, pembangunan akan berjalan baik dan lancar,” harap dia.

Pembangunan rencananya akan dimulai Januari 2022, dan diperkirakan selesai pada 2023. ”Semoga Januari bisa mulai dikerjakan, dan selesai total di tahun 2023. Untuk tenaga kerja ada aturannya, yakni padat karya. Ini nanti akan dikoordinasikan dengan pihak masing-masing kelurahan,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengapresiasi langkah Pemprov Jateng, Tim Terpadu dan Balai Perkeretaapian, karena hasil appraisal nilainya di atas rata-rata.

BACA JUGA: Kemenkumham Jateng Sosialisasikan Layanan Perseroan Perorangan untuk UMK

”Pemkot Solo mengapresiasi hasil appraisal, yang nilainya di atas rata-rata. Sejak pertama, masyarakat menerima santunan dengan senang,” terangnya.

Kabid Pertanahan Disperakim Provinsi Jateng, Endro Hudiyono menuturkan, proses pemberian santunan relatif lancar. ”Semua masyarakat penerima sangat antusias. Mereka datang dengan membawa berkas persyaratan. Dan mereka tertib, tidak ada kendala,” tegasnya.

Ada sebanyak 551 warga yang menerima santunan dampak sosial atas rencana pembangunan itu. Untuk Nusukan, ada 244 orang penerima, yang terbagi menjadi empat sesi.

BACA JUGA: 10 Link Twibbon Milad Muhammadiyah 2021, 18 November 2021 Bisa Diunggah di Media Sosial

”Santunan itu diberikan bagi mereka yang punya bangunan di atas lahan Balai Teknik Perkeretaapian. Mereka ada sekitar 551 orang di empat kelurahan,” urainya.

Kasi Fasilitasi Permasalahan Pertanahan Disperakim Provinsi Jateng, Ilham Pribadi menambahkan, warga yang menerima santunan diberi waktu sepekan untuk mengosongkan lahan.

”Sejak menerima santunan, waktunya sepekan. Tapi itu bukan waktu yang mepet, karena kita sudah sosialisasi sejak Maret 2021, dan Agustus digencarkan lagi. Masyarakat tidak ada masalah. Kita tetap dengan cara yang humanis, pendekatan yang baik,” tandasnya.

Riyan