blank
Bupati Kudus Hartopo saat berbincang dengan lansia yang menjalani vaksinasi Covid-19. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Vaksinasi Covid-19 lansia di Kudus terus digenjot. Tenaga kesehatan puskesmas, camat, kepala desa, dan Ketua RT diminta bersinergi untuk percepatan vaksinasi. Sehingga, target vaksinasi lansia di angka 60 sampai dengan 70 persen bisa tercapai.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Kudus Hartopo dalam rapat koordinasi  secara daring dan luring yang digelar di ruang rapat lantai 4 Gedung Setda, Rabu (17/11).

Hartopo menyampaikan sampai saat ini Kabupaten Kudus masih PPKM level 3. Padahal, salah satu syarat untuk turun level yakni percepatan vaksinasi lansia. Selain itu, Kabupaten Kudus berupaya menghabiskan stok vaksin yang masih banyak. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kudus diminta segera merealisasikan skenario vaksinasi yang telah dijabarkan dalam rapat.

“Mohon skenario percepatan vaksinasi terutama lansia tolong segera direalisasikan  dan berkoordinasi dengan pihak terkait,” ucapnya.

Sebelum vaksinasi dilakukan, Hartopo menginstruksikan camat berkoordinasi dengan kepala desa dan Ketua RT untuk validasi data lansia. Pihaknya meminta ketua RT mengecek data lansia secara door to door sehingga tercipta data valid mana yang telah divaksin dan mana yang belum. Pasalnya, selama ini banyak temuan jumlah lansia yang harus vaksin berbeda dengan saat dilakukan vaksinasi. Selisih data masih terjadi bahkan ketika vaksinator sudah jemput bola ke rumah masing-masing lansia.

“Tolong kepala desa diminta mengumpulkan ketua RT untuk validasi data lansia. Kalau bisa pendataan ketua RT door to door agar tahu persis keadaan lansia,” paparnya.

Ketua RT diminta mendata berapa jumlah lansia yang telah divaksin dan siapa saja yang belum divaksin. Hartopo juga meminta Ketua RT bertanya alasan para lansia belum melaksanakan vaksinasi. Perlu ditekankan bahwa vaksinasi lansia untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sehingga alasan terkait mobilitas lansia yang hanya di rumah tidak bisa diterima. Hartopo pun meminta agar skrining tetap dilakukan bagi lansia yang mempunyai penyakit komorbid.

“Ketua RT harus mendata mana yang sudah divaksin dan mana yang belum. Sambil ditanyakan alasan kenapa belum vaksin. Kalau alasannya karena di rumah terus tidak bisa. Karena mereka juga tinggal bersama anak, saudara, atau cucunya. Vaksin itu untuk meningkatkan kekebalan tubuh,” ujarnya.

Pihaknya meminta Jum’at minggu ini semua data valid sudah terkumpul. Sehingga pendistribusian vaksin bisa segera dilakukan. Mekanisme jemput bola ke rumah lansia juga bisa segera disusun. Hartopo menginstruksikan camat dan kepala desa untuk memfasilitasi jemput bola ke rumah lansia. Sementara tenaga kesehatan diminta untuk fokus pendistribusian vaksin dan pencatatan data lansia yang telah divaksin.

“Nanti camat dan kepala desa memfasilitasi terkait jemput bola untuk vaksinasi. Tenaga kesehatan fokus distribusi vaksin dan melaporkan data yang telah divaksin,” pungkasnya.

Tm-Ab