WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kesuksesan Desa Maduretno Kecamatan Kalikajar Wonosobo Jawa Tengah menerapkan program akurasi data dan statistik, mengantarkan pada julukan Desa Cinta Statistik atau Desa Cantik ternyata menarik perhatian daerah lain.
Hal itu, terlihat ketika rombongan asal Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalimantan Selatan datang berkunjung untuk mempelajari secara langsung bagaimana penerapan program Desa Cantik dalam peran dan fungsinya mendukung pembangunan desa.
Kepala BPS Batola Kalimantan Selatan, Eddy Erwan Nopranoor menyebut bersama jajaran yang terdiri dari perwakilan Bappeda, Dinas PUPR dan para Kader Pembina Desa Cantik Barito Kuala, menilai Maduretno layak untuk dikunjungi sebagai media ngangsu kawruh (belajar).
“Kami di Barito Kuala membutuhkan sharing pengalaman dengan jajaran perangkat Desa Maduretno maupun para kader Desa Cantik serta BPS Wonosobo dalam upayanya mengawal proses menuju keterpaduan data di desa ini agar nanti bisa diterapkan di Batola,” tutur Eddy.
Menyambut kunjungan dari BPS Barito Kuala, Kepala Desa Maduretno Subadi mengaku merasa sangat terharu, desanya ternyata mendapat perhatian besar dari daerah yang begitu jauh jaraknya dari Wonosobo.
“Terus terang saja kami terkejut ketika menerima kabar akan menerima kunjungan ini. Karena pada dasarnya program Desa Cantik di Maduretno, sukses lantaran berjalan dengan proses berkesinambungan dan mendapat dukungan dari banyak pihak,” katanya.
Kesuksesan sebagai Desa Cantik, imbuh dia, tidak terlepas dari antusisme warga setempat ketika para kader pendamping melakukan pendataan. Selain itu, juga berkat dukungan dari BPS Wonosobo yang selalu melakukan pendampingan.
Bantu Desa
Secara terbuka, Subadi juga mengakui adanya program Desa Cantik telah sangat membantu pihak desa dalam penentuan fokus sasaran pembangunan. Sehingga proses pembangunan dan kemajuan desa bisa cepat tercapai.
“Contoh konkret adalah kami saat ini telah memiliki data akurat jumlah warga yang masuk kategori membutuhkan bantuan sosial, sehingga ketika dibutuhkan untuk sasaran alokasi bantuan dari pemerintah, tidak lagi mengalami kesulitan berarti,” lanjutnya.
Adanya pendampingan dari BPS Wonosobo, diakui Subadi, juga sangat membantu pihaknya untuk terus memutakhirkan data-data terkait kependudukan maupun potensi-potensi desa yang terkenal dengan Seni Bundengan itu.
Sehingga ke depan proses pembangunan menuju kemajuan dan kesejahteraan warga lebih terarah. Data apa pun di desa itu sangat penting. Sebab data akan menjadi dasar pemerintah desa untuk menerapkan kebijakan bagi masyarakat.
“Prinsip kami, Datane Apik Apa Wae Tinggal Klik dan dengan Data Berkualitas Permasalahan Tuntas akan terus kami jaga demi meningkatkan kualitas pembangunan Desa Maduretno,” tandasnya.
Kepala BPS Wonosobo, Didik Nur Setyo Hadi yang turut mendampingi rombongan ke Maduretno menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk menularkan kiprah sukses Desa Cantik ke banyak desa lainnya di Wonosobo.
“Karena seperti yang Pak Subadi sampaikan, Data Berkualitas adalah kunci untuk menuntaskan permasalahan, dan juga penguatan data memang menjadi arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia,” tegas Didik.
Adanya kunjungan studi komparasi kolega jauhnya dari BPS Batola, diakui Didik, akan semakin menguatkan semangat jajarannya untuk mewujudkan hal tersebut. Di harapkan program Drsa Cantik akan bisa menyebar ke seluruh desa yang ada di Wonosobo.
Muharno Zarka