Ternyata Cuma 20 Persen Anak di Solo yang Tertarik pada Seni BudayaSURAKARTA (SUARABARU.ID) – Solo adalah kota budaya, kota seni. Namun mengagetkan, ternyata ketertarikan anak-anak di Solo terhadap budaya sangat kecil. Berdasarkan survei di SMK Negeri Surakarta, besarannya hanya mencapai angka 20 persen.
“Di SMK Negeri 8 Surakarta , tidak ada anak Solo yang belajar seni pedalangan,” kata Panitia Pelaksana Festival Kebudayaan Jawa Surakarta, Daryono ketika ditemui disela sela kegiatan yang berlangsung di Ndalem Purwahamijayan Baluwarti Surakarta, Sabtu (9/10)
Pada acara yang digelar Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dan dibuka Wakil Wali Kota Teguh Prakosa, Panitia Pelaksana Daryono mengatakan, beberapa bulan lalu dilakukan kordinasi dengan SMK Negeri 8 guna melakukan survei sejauh mana minat milenial terhadap budaya.
“Ternyata di Solo anak yang tertarik pada jurusan seni budaya hanya 20 persen. Kalau Solo Raya hampir 40 persen. Sisanya sebanyak 60 persen berasal dari luar Solo Raya seperti Surabaya dan Pantura. Bahkan untuk jurusan pedalangan di SMK N 8, tidak ada siswa yang orang Solo.
Karena itu pihanya mengharapkan adanya festival kebadayaan sehingga menumbuh kembangkan tak hanya mencintai mengerti mengenai budaya Jawa tetapi juga bagaimana terlibat didalamnya.
“Salah satu event kota Solo yaitu festival kebudayaan Jawa ini merupakan paling pertama . Kalau kita gogling festival kebudayaan Melayu, Sunda dan Bali itu pasti ada dan gampang ditemukan. Tetapi mencari Festival kebudayaan Jawa kita tak menemukan,” tuturnya.
Sementara itu Kabid Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Is Purwaningsih mengatakan, kegiatan festival budaya yang berlangsung merupakan upaya pemerintah kota dalam rangka melestarikan budaya.
Saat ini tengah digencarkan menggiatkan seni tradisi dalam rangka pelestarian budaya . Tujuannya yakni jangan sampai tradisi Jawa tergerus budaya asing yang menggerus secara masif
“Kegiatan festival berlangsung dua hari hingga 10 Oktober 2021. Kegiatan diawali prosesi tata cara adat pernikahan tradisi jawa, peragan busana jawa , peragaan prajurit karaton. Juga berlangsung lomba make up pengantin Jawa. Selain itu juga ada pameran untuk pawukon , keris, saji dan sesajen, batik, wayang. Semua untuk melengkapi kegiatan kita sebagai upaya pelestarian budaya Jawa,” jelasnya.
Bagus Adji