blank
Bintek peningkatan nilai tambah hasil komoditas kakao di Wonosobo ini, dilakukan secara virtual. Foto: Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)– Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Vita Ervina SE MBA mengatakan, tanaman kakao punya potensi besar untuk dikembangkan petani di Wonosobo, selain tanaman kopi dan teh. Karena daerah pegunungan ini punya potensi lahan pertanian yang luar biasa.

‘Di Indonesia kakao merupakan komoditas pertanian terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet. Indonesia juga penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, di bawah Pantai Gading dan Ghana. Tanaman kakao bisa dibudidayakan di sini,” katanya.

Wakil rakyat dari Dapil VI (Wonosobo, Temanggung, Magelang dan Purworejo) itu, menyampaikan hal itu secara virtual, dalam acara ‘Bintek Peningkatan Nilai Tambah Hasil Komoditas Kakao’, di Ball Room Hotel Kresna, Wonosobo, Kamis (30/9/2021).

BACA JUGA: Pesan Mendalam Ganjar untuk Atlet Jateng di PON XX/Papua

Bertindak sebagai narasumber dalam Bintek itu, Suprihartono (Koordinator Kelompok Substansi Pengolahan Direktorat PPH Perkebunan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI) dan Sidik Widagdo (Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dispaperkan Wonosobo).

”Ekspor kakao Indonesia sudah menjangkau lima benua, Asia, Amerika, Eropa, Afrika dan Australia. Di Wonosobo kakao sangat cocok dikembangkan di wilayah Kepil, Kaliwiro, Wadaslintang, Sukoharjo, Leksono, Kalibawang, Sapuran dan Kalikajar,” sebutnya.

Ke depan, imbuh dia, kakao bisa menjadi komoditas unggulan yang berdaya saing, baik dalam negeri maupun luar negeri, sehingga mampu meningkatkan keseajahteraan para petani. Pemerintah sendiri akan terus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman kakao.

BACA JUGA: Harga Anjlok, Peternak Kebumen Simpan 40 Ton Telur Ayam

Sementara itu, Suprihartono menambahkan, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI selama ini telah memfasilitasi bantuan sarana pascapanen dan pengolahan kakao di seluruh sentra kakao di Indonesia.

”Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan, yang peranannya cukup penting bagi perekonomian Nasional. Khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara,” tandasnya.

Disamping itu, lanjut dia, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Selama ini, kakao lebih banyak diekspor dalam wujud biji kering dibandingkan hasil olahannya. Sehingga nilai tambahnya terhadap perekonomian sedikit.

Muharno Zarka-Riyan