blank
Ibu hamil perlu diberi asupan gizi tinggi, untuk mencegah kasus stunting. Foto: Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)– Permasalahan stunting di Kabupaten Wonosobo dinilai masih cukup tinggi, sehingga perlu perhatian serius dan membutuhkan terobosan dalam penanganannya.

Maka sangatlah penting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi balita. Pengasuhan pada masa 1.000 HPK, yakni 270 hari masa kehamilan ditambah 730 hari setelah kelahiran, hingga usia dua tahun, itu merupakan periode emas yang sangat penting bagi perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA), Dyah Retno Sulistyowati, saat pencanangan Tentara Manunggal KB Kesehatan (TMKK) dan peluncuran program Dashat di Desa Surengede Kejajar, Wonosobo, Kamis (30/9/2021).

BACA JUGA: Mahasiswa Jurusan Sastra Seringkali Bingung Tentang Prospek Kerja Usai Lulus

Dyah mengungkapkan, kegiatan TMKK yang telah dilaksanakan ini, diharapkan menjadi momentum yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Desa Surengede Kejajar, yang merupakan desa dengan angka stunting cukup tinggi.

TMKK merupakan kegiatan sinergitas TNI dengan Dinas PPKBPPPA dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), dengan tiga fokus kegiatan. Yakni, meningkatkan cakupan akseptor metode kontrasepsi jangka panjang, dalam rangka mendukung program Bangga Kencana.

Kegiatan kedua yaitu Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Program ini merupakan salah satu program unggulan BKKBN, Dinas PPKBPPPA dan LSM, yang bertujuan untuk mencegah dan menurunkan angka Stunting di Wonosobo.

BACA JUGA: Mahasiswa KKN dan Karang Taruna adakan Resik-Resik Deso

Kegiatan itu merupakan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Salah satunya yakni program Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting (Tangkas), yang merupakan program yang diinisiasi Danone Indonesia dan LPTP Surakarta, untuk mendukung dan meningkatkan promosi kesehatan masyarakat.

Kegiatan ketiga yakni, pelantikan DPC AKU. Kegiatan ini tak kalah pentingnya bagi keberlangsungan keluarga sejahtera, memperhatikan kondisi kemiskinan di Wonosobo, mendorong keluarga yang memiliki usaha ekonomi produktif, untuk tumbuh dan berkembang.

Sementara itu, Bupati Afif Nurhidayat menegaskan, perlu langkah konkret yang harus dilakukan Pemkab Wonosobo, terkait penanganan stunting ini. Ini dilakukan, agar angka gizi buruk bagi balita dari waktu ke waktu terus menurun.

BACA JUGA: Kokohnya Ideologi Pancasila Telah Terbukti Nyata

”Sekarang bagaimana langkah kongkret yang bisa dilakukan Pemkab Wonosobo dalam penanganan masalah stunting. Saya prihatin melihat data yang menyatakan, satu di antara tiga penduduk Indonesia mengalami stunting,” ungkapnya.

Angka itu, sebutnya, merupakan jumlah yang luar biasa besar. Jadi semua harus melakukan antisipasi sejak awal, dan menyusun langkah konkret untuk mengatasinya.

”Yang terpenting, setelah dilaksanakannya program ini, bisa menekan stunting di Wonosobo. Karena ada banyak hal yang menyebabkan stunting. Perlu intervensi dari semua pihak. Perlu strategi kebijakan kolaboratif dari Pemkab, TNI-Polri dan semua elemen masyarakat,” tutur dia.

Muharno Zarka-Riyan