blank
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wakil Provinsi Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendorong masyarakat meningkatkan pemanfaatan beragam tanaman herbal untuk pengobatan tradisional. Terlebih, Jateng merupakan salah satu daerah penghasil aneka tanaman herbal dengan pasar jamu dan obat tradisional hingga mancanegara.

“Ini kita dorong lagi supaya ilmu yang turun-temurun dari nenek moyang kita menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Jangan sampai kita kalah dengan Singapura, Malaysia, India, maupun negara-lainnya yang juga memiliki tradisi pengobatan tradisional,” kata Taj Yasin dalam dialog virtual bertema ‘Menuju Jateng Sehat dengan Pengobatan Tradisional’, Selasa (28/09/2021).

Taj Yasin menjelaskan dari tradisi memanfaatkan beragam tanaman herbal nusantara sebagai jamu atau obat tradisional, tidak sedikit perusahaan-perusahan yang mengolah tanaman kaya khasiat itu menjadi produk jamu dan obat tradisional yang telah menembus pasar ekspor.

“Diharapkan ilmu yang turun-temurun ini, benar-benar bisa dikenalkan lagi kepada masyarakat. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, yang mana kita mengkonsumsi obat-obatan terlalu banyak, kenapa tidak didukung dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekeliling kita untuk vitamin C dan vitamin lainnya,” katanya.

Untuk meningkatkan pemanfaatan pengobatan tradisional, menurutnya edukasi dan dampingan dari pemerintah perlu terus didorong. Terlebih tidak sedikit masyarakat yang memberi label atau informasi bermacam khasiat tanaman-tanaman herbal untuk pengobatan tanpa sumber yang jelas. Sehingga ini perlu dampingan dari Dinas Kesehatan dan instansi terkait agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaan obat herbal

“Jangan sampai inginnya mengobati malah jadi sengsara. Mungkin karena takarannya terlalu tinggi sehingga berlawanan, ini perlu pendampingan,” imbuhnya.

Sementara itu, Taj Yasin dalam sambutannya menjelaskan, beberapa kebijakan Pemprov Jateng dalam upaya penguatan sistem pelayanan kesehatan tradisional. Antara lain para kepala daerah kabupaten maupun kota, memberikan ruang bagi usaha pengobatan tradisional komplementer di daerah.

Selain itu, bahan-bahan tradisional yang akan digunakan sebagai produk tradisional sedapat mungkin sebagai upaya pemberdayaan lokal guna meningkatkan ekonomi masyarakat dan pelayanan kesehatan konvensional seperti puskesmas dan rumah sakit membuka pelayanan kesehatan konvensional komplementer atau terintegrasi

“Tidak kalah penting yakni dukungan APBD bagi penguatan layanan kesehatan tradisional komplementer,” bebernya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini