blank
Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto ikut hadir dan meramaikan perayaan Grebeg Apem Yaaqowiyyu Kyai Ageng Gribig, di Jatinom, Klaten, Jumat (24/9/2021). Foto: dok/ist

KLATEN (SUARABARU.ID)- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, memimpin acara Grebeg Apem Yaaqowiyyu Kyai Ageng Gribig, di Jatinom, Klaten, Jumat (24/9/2021). Tradisi pembagian apem yang dilakukan secara turun temurun sejak 400 tahun silam itu, digelar setiap bulan Safar.

Jika biasanya Grebeg Apem Yaaqowiyyu Kyai Ageng Gribig dilakukan secara meriah, kali ini digelar secara sederhana. Acara dimulai dengan Shalat Jumat berjamaah, kemudian Ganjar dan Airlangga bersama sejumlah anak cucu Kyai Ageng Gribig, berziarah ke makam Kyai Ageng Gribig, dan berdoa bersama.

Usai acara itu, Ganjar dan Airlangga diminta keturunan Kyai Ageng Gribig untuk membagi-bagikan apem kepada masyarakat yang ada di sana. Biasanya, apem dibagi-bagikan dengan cara dilemparkan dan diperebutkan ribuan masyarakat.

BACA JUGA: Angka Harapan Hidup Warga Semarang Meningkat Tajam, Jadi 77,34 Tahun

Namun kali ini apem dibagikan secara simbolis, kemudian pasukan ojek online diminta berkeliling membagi-bagikan apem kepada masyarakat.

Ganjar pun mengapresiasi masyarakat Klaten yang tetap menggelar tradisi itu. Meski suasananya agak berbeda karena tidak bisa meriah, namun tetap dijalankan dengan khidmad.

”Suasananya agak berbeda, karena hari ini tidak bisa ramai-ramai membagi apem, namun tetap dirayakan masyarakat. Karena ini cerita budaya dan religi peninggalan Mbah Gribig,” ungkap Ganjar.

BACA JUGA: Kumham Jateng Terima Hibah Alat Musik dari BJB Semarang

Ada banyak nilai dari tradisi Grebeg Apem Yaaqowiyyu ini. Selain menggambarkan bagaimana penyebaran agama Islam yang dilakukan Kyai Ageng Gribig tempo dulu dengan pendekatan kultural, tapi juga ada nilai ekonomi yang mengikuti.

”Ada nilai ekonomi yang luar biasa. Setiap acara ini, ekonomi masayarakat tumbuh. Orang buat apem, ini saja kemarin enam ton. Belum lagi biasanya banyak orang datang dari berbagai daerah, dan tentu bisa menggeliatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ganjar berharap, tradisi ini tetap lestari. Tahun depan dia ingin tradisi ini bisa digelar seperti sebelum pandemi. ”Mudah-mudahan tahun depan sudah normal, dan acara ini bisa digelar meriah,” tukasnya.

BACA JUGA: Inovasi Packaging Aneka Minuman Tanaman Obat, Cara Mahasiswa Unisnu Tingkatkan Penjualan

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyampaikan, tradisi ini sudah dilakukan sejak adanya Kyai Ageng Gribig. Tradisi itu sudah dilakukan lebih dari 400 tahun. Airlangga sendiri masih keturunan anak cucu Kyai Ageng Gribig.

”Simbah ini memberikan pengajaran tentang konsep berbagi. Selain itu, simbah Gribig juga menciptakan kegiatan ekonomi melalui pembuatan apem ini. Acara ini tiap tahun digelar, Pak Ganjar juga beberapa kali ikut,” ungkap dia.

Riyan