blank
Dalang cilik Ki Jadug Satata saat pentas dalam pagelaran wayang virtual. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ki Jadug Satata, demikianlah nama dalang yang tampil dalam pagelaran wayang kulit virtual yang digelar Disbudpar dalam rangka peringatan Hari Jadi Kudus ke 472. Meski masih berusia 13 tahun, namun siswa SMP 1 Bae tersebut terlihat cukup piawai duduk di atas pakeliran.

Dengan mengenakan beskap warna biru dipadu dengan jarik batik dan blangkon hitam, bocah bertubuh agak tambun ini terlihat cukup lincah memainkan wayang.

Dia pun tak canggung tampil di atas panggung meski seluruh nayogo dan pesinden yang mengiringinya hampir semua berusia jauh lebih sepuh.

Menampilkan lakon Gatotkaca Winisuda, Jadug sudah cukup lihai melafalkan dialog yang ada dalam pakem.

Jadug menceritakan, ketertarikannya untuk menjadi dalang berawal saat semasa kecil, dirinya melihat sang ayah, Wahyu Tulus Widodo yang juga berprofesi sebagai dalang.

Darah seni sang ayah pun mengalir deras di tubuh Jadug. Bocah kecil ini mengaku mulai belajar memainkan wayang setelah kelas 6 SD.

“Dulu sejak TK sudah mulai suka, tapi belajar serius sejak kelas 6 SD,”ujarnya.

Meski cukup sulit, namun Jadug mengaku akan berusaha terus untuk bisa menjadi dalang yang baik. Di antara tokoh wayang yang dia mainkan, Jadug mengaku Gandrung dengan sang ksatria Pandawa, yakni Gatotkaca.

“Ya karakternya baik, pendiam,”ucapnya.

Wahyu Tulus Widada, sang ayah menyebut anaknya perlu banyak berlatih untuk menjadi dalang yang baik. Sebab, seorang dalang dituntut menguasai banyak teknik pedalangan diantaranya Titi Laras agar dia bisa mengucapkan suluk dan dialog dengan baik.

“Ya ini memang terus saya latih. Apalagi setelah mendapat tawaran untuk pentas oleh Disbudpar,”kata Tulis yang juga pemilik sanggar Widada Laras tersebut.

Sementara, Bambang Widiharto, Kasi Sentradasa Disbudpar Kudus mengatakan, pentas wayang virtual ini memang sengaja digelar untuk memperingati HUT Kudus ke 472.

Pementasan wayang kulit tersebut digelar dengan durasi waktu tiga jam dan menampilkan dua dalang dengan jenjang usia berbeda yang tampil dalam pementasan wayang kulit tersebut.

“Dalang cilik Jadug Wisnu Satata (13) dan dalang remaja Agung Prabowo (26) memainkan lakon Gatotkaca Winisuda atau Gatotkaca Jadi Ratu. Mereka berdua binaan dari Disbudpar dan Sanggar Widada Laras,” katanya.

Ia menjelaskan, pementasan wayang virtual dengan dalang cilik dan remaja itu menjadi salah satu cara untuk tatap melestarikan seni wayah kulit yang ada di Kota Kretek. Sehingga, generasi muda akan termotivasi dan bisa menjadi regenerasi dalang di masa yang akan datang.

Upaya kami untuk melestarikan seni wayang kulit dengan pembinaan kepeda generasi muda, terutama bidang pendalangan wayang,” ucapnya.

Tm-Ab

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini