KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus Hartopo mencanangkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar. Upaya ini menyusul telah mulainya pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Kudus.
Pencanangan vaksinasi tersebut digelar di SMP N 2 Jati, Senin (30/8). Seluruh siswa yang hadir dalam kesempatan tersebut mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama.
Dalam sambutannya, Hartopo menyebutkan akan menggenjot vaksinasi pelajar dan remaja di tengah PTM yang mulai dijalankan. Pihaknya juga mengusahakan untuk menyasar vaksinasi bagi anak-anak.
“Kegiatan vaksinasi diberikan pada usia remaja 12-18 tahun tingkat SMP dan SMA sederajat, pada intinya vaksinasi akan kita genjot untuk anak sekolah. Selain itu, Harapan kami vaksin juga kita sasar pada anak usia 12 tahun kebawah yaitu tingkat TK maupun SD,” terangnya.
Dalam sambutanya, Hartopo juga memberikan edukasi terhadap siswa siswi mengenai fungsi vaksinasi covid, cara penyebaran covid serta antisipasi penyebaran covid.
“Untuk diketahui, vaksinasi bukan berarti kita bisa kebal dari covid, hanya memperkecil resiko jika terkena covid. Penyebaran covid adalah melalui droplet saat terjadinya interaksi, maka dari itu selalu gunakan masker ketika beraktivitas. Covid bukanlah benda hidup, tapi bisa hidup ketika bertemu inangnya. Oleh karena itu selalu terapkan 5M didalam keseharian kita,” pungkasnya.
Menurut data, Pemkab Kudus saat ini telah mempersiapkan vaksin jenis sinovac sejumlah 1.195 dosis yang diperuntukkan bagi sekolah meliputi SMP 1 Kudus sebanyak 266 dosis, SMP 1 Jati sebanyak 282 dosis, SMP 2 Jati sebanyak 260 dosis, dan SMA 1 Kudus ssbanyak 387 dosis.
Ditambahkan, vaksinasi bagi pelajar ini terus digenjot mengingat pembelajaran tatap muka (PTM) pekan ini telah di jalankan seiring Kudus Kudus berada dilevel 2 atau zona kuning dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Oleh karena itu, berbagai persiapan dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus dan Dinas Pendidikan, diantaranya melaksanakan vaksinasi bagi anak didik.
Hartopo mengatakan agar pelaksanaan PTM terbatas ini dilakukan dengan protokol kesehatan secara ketat. Hartopo mewanti-wanti agar jangan ada kenaikan kasus Corona setelah ada PTM tersebut.
“Dengan PTM terbatas ini, SOP harus dijalankan dengan benar. Kalau tidak dijalankan saya takut angka kasus ini bisa naik lagi. Harus ada satgas, harus ada tempat screening dan observasi, serta sarana lain penunjang prokes,” ucapnya.
Pihaknya juga mengatakan akan selalu mengevaluasi hasil dari PTM, tak menutup kemungkinan akan menghentikan kembali kegiatan PTM jika terdapat lonjakan kasus covid yang signifikan dilingkungan sekolah.
“Oleh karena itu, bapak ibu guru juga harus memberikan edukasi terkait dengan penyebaran virus Corona, beri pemahaman pada anak didik kita supaya jangan sampai terjadi kasus baru yang nantinya dapat menghambat PTM,” pesannya.
Tm-Ab