SURAKARTA(SUARABARU.ID) – Universitas Sebelas Maret Surakarta terus berupaya untuk membekali mahasiswanya untuk siap masuk dunia kerja. Maka, Career Development Center (CDC) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Virtual Prejob Training (PJT).
Kegiatan bertema “Sukses Menembus Dunja Kerja” yang diikuti 220 pendaftar dan dilaksanakan secara daring digelar Kamis, 26 Agustus 2021.
Kepala CDC UNS, Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. dalam sambutannya mengatakan, pembekalan calon lulusan sangat penting karena bertujuan menyiapkan mereka masuk ke dunia kerja. Terlebih lagi di era digital saat ini bursa kerja sangat kompetitif.
Pandemi Covid-19 juga sangat berpengaruh pada tren di bursa kerja. “Perkembangan teknologi digital memberikan dampak besar di dunia kerja. Ini akan mewarnai pasar kerja kita yang harus dihadapi alumni UNS dan para pencari kerja umumnya,” kata Dr Kusnandar.
Dikatakan, kita akan menggali kiat-kiat untuk bisa bersaing di dunia kerja meski sangat kompetitif di era digital dalam PJT ini. Acara yang digelar merupakan program kerja reguler rutin. dalam satu tahun, kegiatan sejenis bisa diselenggarakan tiga hingga empat kali.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi UNS Surakarta Prof. Dr. rer. nat. Sajidan MSi mengatakan, tantangan tahun 2020 sangat besar karena ada pandemi. Selain itu, kemampuan yang diinginkan oleh perusahaan juga berbeda.
“Inovasi adalah kemampuan kunci yang harus dimiliki calon lulusan. Mengembangkan inovasi sangat penting mengingat perkembangan dunia yang semakin cepat dan semakin kompleks. Para lulusan harus bisa menyesuaikan dengan perubahan itu,” kata Prof Sajidan.
Calon lulusan harus memiliki beberapa kemampuan penting. Dua hal diantaranya yang harus dikuasai yakni kepakaran di bidang studi dan komunikasi kompleks.
“Dua hal yang sekarang harus dikuasai ialah expert thinking yaitu teman-teman harus menjadi pakar di bidangnya. Kedua adalah complex communication, tidak hanya bahasa lisan tapi ke arah skill communication, English ability juga harus dikembangkan terus, konteks pembicaraan juga harus dipikirkan lagi,” bebernya.
Bagus Adji