BLORA (SUARABARU.ID) – Masa pandemi covid-19 ini tidak bukan beraarti semuanya terhenti. Kreativitas harus dibangun, otak mesti berputar mencari peluang.
Inilah yang dilakukan Purwati (37), warga Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Berbekal hobi dan keterampilan yang dimiliki, dia menekuni pembuatan layang-layang naga.
Mulai menyiapkan bahan, membentuk kepala naga, ekor, pewarnaan karakter hingga pernik-pernik lainnya dilakukan sendiri di rumahnya, di Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Panjangnya layang-layang buatannya pun cukup spektakuler, yakni 100 meter berdiamater 33 cm dan 50 meter berdiamater 20cm.
“Kebetulan saya dan suami sama-sama hobi layang-layang. Hobi dan ada ketertarikan. Iseng-iseng bikin. Karena modalnya lumayan, lalu saya berpikir, bagaimana bisa punya sendiri, lantas saya buat sendiri,” ucap Purwati di Desa Kamolan, Blora, Sabtu sore kemarin di rumahnya.
Purwati menyebut, selain untuk koleksi sendiri. Dirinya melayani pesanan dan dipromosikan secara online.
“Bahan-bahannya, kalau untuk kepala naga tiga dimensi, spoon hati dan busa serta kain kaos yang digunakan untuk pelitur. Kalau rangka kepala, pakai bambu,” jelas Purwati.
Dari proses pembuatan hingga siap diterbangkan, Purwati membutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan.
“Tapi kalau dari bambu bisa kurang dari tiga bulan. Kalau dari bahan fiber, saya buat sekitar tiga bulan,” imbuh Purwati.
Layang-layang naga diameter 30 cm, bahan bambu buatan Purwati dijual dengan harga Rp800.000 per layangan.
Sedangkan yang menggunakan bahan fiber dibanderol dengan harga Rp1.500.000 per layangan.
“Selain pemasaran online, saya setiap sore juga berada di belakang kantor kecamatan Blora (jalan baru) untuk memainkan, untuk memikat orang lewat,” ucap Purwati.
Jadi, tambah Purwati, dengan memainkan layang-layang naga buatannya, dijalan baru tersebut orang tertarik dan tanya kemudian memesannya.
“Saya buat layang-layang naga ini dari tahun lalu, dari ada lomba layang-layang. Masih berkarya di masa pandemi ini, Alhamdulillah bisa menambah omzet,” kata Purwati.
Purwati mengaku tidak ada kendala selama proses hingga selesai pembuatan layang-layang naga.
“Tidak ada kendala. Saya kan ibu rumah tangga, jadi kalau waktu luang saya kerjakan,” tandas Purwati.
Tidak hanya pemesan dari warga Kabupaten Blora, tetapi juga luar Kabupaten Blora seperti Pekalongan dan beberapa kabupaten lainnya.
Sementara itu, Istajib, suami Purwati, mendukung usaha istrinya tersebut.
“Sangat mendukung, sama-sama hobby main layang-layang. Bahkan hampir tiap sore saya dan beberapa kawan main layang-layang naga sambil promosi,” ujar Istajib.
Istajib menambahkan, untuk memainkan layang-layang naga dipengaruhi oleh angin dan tidak hujan.
“Angin sangat berpengaruh untuk bisa main layang – layang naga sehingga bisa cepat diterbangkan,” kata dia.
Kudnadi