blank
Salah satu warga tengah divaksin oleh tim medis di Gedung Adipura Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Animo atau antusias masyarakat Wonosobo terhadap vaksinasi covid 19 sangat baik. Terbukti saat berlangsung program vaksinasi massal peserta yang datang selalu membludak.

Antusiasme masyarakat bisa dilihat dari keikutsertaan warga ketika ada vaksinasi yang dilaksanakan baik oleh Pemkab, TNI, Polri maupun lembaga lembaga lain yang melaksanakan vaksinasi Covid-19 ini.

Sekretaris Daerah Wonosobo, One andang Wardoyo, Minggu (8/8), mengungkapkan dalam rangka mempercepat terbangunnya herd immunity dan menurunkan angka kematian yang cukup tinggi, warga yang sudah didaftarkan dan terdaftar oleh jajaran kesehatan agar tidak menolak vaksinasi dengan dalih apapun. Kecuali tidak lolos screening.

“Jangan menolak vaksin. Karena itu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Bagi warga yang sudah didaftarkan dan memenuhi syarat segera vaksin. Karena masih banyak warga yang menginginkan dan belum berkesempatan memperoleh vaksin,” tuturnya.

Masyarakat juga perlu tahu bahwa vaksin tidak menimbulkan kesakitan dan tidak membahayakan. Apabila ada dampak ikutan paska imunisasi (KIPI) segera lapor kepada petugas kesehatan terdekat, biar segera ditangani oleh Tim KIPI yang telah disiapkan.

“Bagi warga yang akan melaksanakan vaksin, ketika melakukan screening agar jujur kepada petugas kesehatan. Jangan menyembunyikan ketika punya riwayat penyakit, agar tidak ada hal hal yang tidak kita inginkan terjadi. Jangan ada dusta di antara kita,” ungkapnya.

Guna menghentikan matarantai penularan penyakit Covid-19 secara cepat butuh dukungan dan partisipasi masyarakat, disamping dengan selalu menerapkan 5M juga dengan memanfaatkan vaksin yang disediakan secara gratis oleh pemerintah.

Jangan Tolak

blank
Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo. Foto : SB/dok

“Jangan tolak vaksinasi demi kebaikan bersama. Karena program ini merupakan langkah yang tepat untuk menekan penularan dan penyebaran virus Corona di masyarakat. Saya minta warga mendukung program pemerintah ini,” tegas Andang.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo, dr Riyatno, MKes mengatakan animo masyarakat sangat besar terhadap vaksinasi ini, karena pasti semua berharap mempunyai daya tahan/kekebalan terhadap penyakit yang saat ini sedang berlangsung dalam skala besar.

“Secara teori epidemiologi, kekebalan komunitas akan terbentuk dan mampu menyelamatkan banyak orang jika setidaknya 70 persen warga di vaksinasi dalam 2 dosis,” jelas Riyatno.

Riyatno juga menjelaskan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi/vaksinasi adalah hal yang mungkin terjadi pasca penyuntikan pada berbagai level usia. Karena hal itu, merupakan reaksi dari vaksin yang dimasukan pada tubuh seseorang.

Karena material vaksin adalah virus/bakteri yang dilemahkan/inaktif atau komponen dari virus/bakteri tersebut. Yakni untuk membangkikan reaksi imun tubuh untuk mempertahankan diri terhadap virus/bakteri yang masuk ke tubuh.

“Sehingga terbentuk antibodi yang akan mampu melawan antigen serupa di lain waktu. Orang sudah divaksin akan punya antibodi yang lebih baik ketika terpapar virus Corona,” ujar pria berkacamata itu.

Sebenarnya, menurut dr Riyatno, prosesnya sama saja dengan seseorang yang terinfeksi virus/bakteri aktif, pasti muncul tanda dan gejala saat infeksi sedang berlangsung. Karena ada perlawanan dari tubuh sampai terbentuk antibodi.

Terbentuk Antibodi

blank
Warga diminta untuk tidak menolak vaksin Covid-19 demi kebaikan bersama. Foto : SB/Muharno Zarka

Baksin itu sendiri, ucapnya, akan merangsang tubuh untuk memunculkan terbentuknya antibodi, dan proses inipun juga menimbulkan gejala dan tanda dari mulai ringan sampai dengan berat. Jadi KIPI itu merupakan kejadian umum dan biasa.

“Kejadian ikutan pasca vaksin yang sedang atau berat biasanya akan didapati pada orang yang mempunyai riwayat penyakit berat atau gangguan imunitas. Maka dalam proses vaksinasi Covid-19 ini dilakukan screening terlabih dahulu dengan asesmen yang sudah disiapkan,” tambahnya.

Terkait dengan vaksinasi, dr Riyatno mengharapkan ada respon dari Satgas Covid19 di desa bahkan di tingkat RT, RW untuk segera melaporkan jika ada warga yang telah divaksin kemudian muncul gejala atau tanda sakit.

Makin cepat lapor, lanjut dia, maka respon penanganan akan lebih baik lagi. Bila ada gejala KIPI paska divaksin, tapi tidak ada laporan, maka tim medis tidak bisa melakukan penanganan secara cepat.

“Penanganan pasca vaksinasi, Wonosobo sudah punya Pokja KIPI. Jadi setiap ada kasus laporan KIPI atau gejala pasca vaksin baik yang sedang maupun berat akan segera diinvestigasi oleh puskesmas,” katanya.

Jika KIPI berat dapat dirawat di rumah sakit. Sedang karena hanya gejala ringan cukup dilakukan pemantauan dari rumah. Warga diharapkan tidak perlu takut dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berjalan.

Menurutnya program vaksinasi bagi lansia mendapat prioritas karena resiko untuk terinfeksi covid 19 dinilai paling tinggi, selain ibu hamil. Karena itu mereka mendapat prioritas divaksin terlebih dahulu.

Muharno Zarka