KENDAL(SUARABARU.ID)—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal akan memberikan obat demam kepada peserta vaksin jenis Astrazeneca. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya keluhan seperti demam, pasca pasien menjalani vaksinasi.
“Salah satu antisipasinya, adalah akan kami siapkan paket obat demam. Sehingga kejadian setelah imuniasi dapat diminimalisir,”kata Kepala Dinkes Kendal, Ferinando Rad Bonay,”Kamis(05/09/2021).
Menurut Feri, selama ini kebanyakan kasus pasca dilakukannya imunisasi pasien mengalami demam, khususnya untuk pasien yang menjalani vaksinasi jenis Astrazeneca.
Ferinando Rad Bonay mengatakan, Kabupaten Kendal saat ini mendapatkan 500 vial vaksin Astrazeneca. Atau setara dengan 5.000 dosis vaksin. Rencananya vaksin tersebut akan diberikan kepada masyarakat umum yang berusia 30 tahun ke atas.
“Vaksin jenis Astrazeneca ini baru pertama kami dapatkan. Makanya, kami mencoba melihat kejadian atau keluhan yang dialami oleh peserta pasca melakukan vaksinasi, dan terbanyak apa? Sehingga bisa kami bisa antisipasi,” ujar Feri.
Ferinando juga mengatakan, ada perbedaan antara vaksin Covid-19 jenis Sinovac dengan Astrazeneca. Vaksin Sinovac diambil dari virus yang sudah dimatikan. Sedangkan Astrazeneca diambil dari virus yang sudah dilemahkan.
“Reaksi ketika disuntikkan lebih kuat Astrazeneca. Sehingga tubuh melakukan imun perlawanan. Salah satunya yang menyebabkan demam itu. Tapi dari segi manfaat, efek melindungi tubuh dari Covid-19 lebih bagus jenis Astrazeneca,” tandas Feri.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, meminta agar Dinkes Kendal terus menggencarkan vaksin ke masyarakat. Karena Pemkab Kendal memiliki target, bahwa akhir Agustus 2021 vaksinasi di Kendal bisa mencapai 50 persen. Sehingga bisa mencapai masyarakat yang herd immunity.
“Saat ini baru 15 persen tercapai atau sekitar 180 ribu warga. Kendalanya memang ada pada pendistribusian vaksin. Kami kesulitan mendapatkan vaksin, karena stok vaksin di Provinsi Jateng selalu menipis bahkan sering habis,” kata Dico.
Menurut Dico, distribusi vaksin sendiri selama ini membuatnya dirinya bingung. Karena selama ini ada vaksin yang datang dari pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi, ada juga yang dari pusat langsung turun ke Kendal.
“Sekarang ini semua vaksin dari provinsi. Sehingga kami bergantung pada ketersediaan Provinsi,” ujar Dico. Sp