blank
Kepala Bidang Pendayagunaan IZI Jawa Tengah, Eko Mulyono bersama tim saat menyerahkan kurban olahan abon kepada masyarakat dhuafa di Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Sayung Demak. Foto: Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kurban, identik dengan pembagian daging kurban yang biasanya dibagikan pada Hari Raya Idul Adha.

Namun yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) pada tahun ini berbeda. Pada kurban tahun ini, pihaknya tidak menyalurkan daging kurban, melainkan olahan daging yang berupa abon.

Tahun ini, IZI Pusat bersama 16 cabang IZI mengadakan kurban, dimana daging kurban tidak langsung dibagikan, namun diolah terlebih dahulu menjadi abon, dan disalurkannya kepada kaum dhuafa yang berada di pelosok-pelosok.

Untuk IZI Jateng sendiri, dalam tahun ini menyalurkan kurban olahan abon menyasar kepada ratusan keluarga dhuafa di Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Sayung, Demak yang dilakukan pada hari Kamis-Jumat (29-30/7/2021).

Kepala Bidang Pendayagunaan Jawa Tengah, Eko Mulyono mengatakan, tahun ini tidak ada kurban, namun IZI menyalurkan kurban olahan berupa abon kepada kaum dhuafa.

“Tak ada kurban, kami hanya menyalurkan kurban olahan abon kepada keluarga dhuafa,” kata Eko kepada Suarabaru.id, Sabtu (31/7/2021).

Eko juga menjelaskan pentingnya kurban olahan abon untuk masyarakat. Menurut Eko, dengan kurban olahan abon ini bisa disalurkan kapanpun dan dimanapun.

“Alhamdulullah bisa dipercaya mudhohi untuk kurban olahan abon, dan bisa disalurkan ke pelosok Jawa Tengah. Semoga berkah untuk pekurban dan penerima,” jelasnya.

Sementara itu Ketua RT.04 Mondoliko, Abdul Mukti saat dihubungi mengatakan bahwa Hari Raya Kurban 1442 H tahun ini sangat sepi. Bahkan di wilayahnya tidak ada yang mendapatkan pembagian daging kurban.

“Kami berterimakasih kepada IZI Jateng dan donatur yang telah memberikan kurban olahan abon ke kampung kami,” ucapnya.

Diketahui, saat ini di Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Sayung Demak sedang tinggi-tingginya air laut masuk ke perkampungan (rob).

“Namun Alhamdulillah, selama ini tidak ada warga yang terpapar Covid-19, meskipun yang berprofesi sebagai nelayan, selama PPKM ini terdampak karena hasil laut menurun pada harga dipasar,” katanya.

Ning