SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Rumah sakit di Kota Surakarta terus bertambah. Kepastian ini ditandai langkah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendirikan rumah sakit Pendidikan dan Riset.
“Pembangunan rumah sakit tidak sekedar untuk melengkapi kesempurnaan persyaratan karena UMS memiliki Fakultas Kedokteran.Pendirian rumah sakit juga bertujuan memperkuat kontribusi UMS dalam rangka pembangunan kesehatan di Solo Raya utamanya, Jawa Tengah khususnya dan Indonesia umumnya,” kata Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif MSi dalam sambutannya pada acara groundbreaking pembangunan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Surakarta di Jalan Adi Sucipto Solo, Sabtu (3/7).
Rumah sakit yang saat ini mulai dibangun lanjut Rektor UMS, tidak hanya sebagai pusat pelayanan kesehatan. UMS berharap rumah sakit yang ada nantinya menjadi pusat pengembangan akademik bidang ilmu kedokteran. UMS saat ini menjadi anggota konsorsium Fakultas Kedokteran di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berencana mendirikan program studi spesialis.
Semoga UMS menjadi salah satu rujukan untuk berdirinya pendidikan profesi diantara PTM yang memiliki Fakultas kedokteran. Selama ini UMS sudah bermitra dengan rumah sakit lain. Sehingga dengan memiliki rumah sakit sendiri tentunya akan bisa memberikan dorongan motivasi lebih besar lagi kepada dosen dan mahasiswa serta pengajar profesi.
”Memiliki rumah sakit sendiri akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan skill para mahasiswa kedokteran yang lulus dari UMS. Ketika mahasiswa kami punya keunggulan lebih dibanding perguruan tinggi lain , tentunya menjadi modal besar yang bisa dijadikan sebagai basis dari keilmuan atau aspek keprofesian,” terang Prof Sofyan Anif.
Green Building.
Sementara itu Kordinator tim perencana dan tim teknis lelang serta tim pengawas RS UMS Mohammad Riyan Priyono Nugroho dalam keterangannya mengatakan, bangunan rumah sakit terdiri dua blok dengan masing masing lima lantai .
Pembangunan gedung diatas lahan seluas 5000 meter persegi akan berlangsung selama 360 hari dengan anggaran Rp 130 miliar untuk bangunan fisik diluar alkes.
“Tahap awal pembangunan rumah sakit merujuk ke type D dengan kapasitas 50 tempat tidur. Nantinya dikembangkan menjadi type C berkapasitas 200 tempat tidur. Bangunan rumah sakit menerapkan pendekatan desain green building,” jelasnya.
Bagus Adji