Kaprodi Ilmu Sjarah FIB Doktor Susanto M. Hum (paling kanan) bersama Drs Tunjung W Sutirto (Dua dari kanan ) dan Dr Hayu Adi Darmarastri (Paling Kiri ) keduanya dosen FIB UNS tengah menjadi narasumber dalam Forum Group Discussion (FGD) Pembuatan Katalog Manuskrip Sejarah Koleksi Perpustakaan Reksopustoko Mangkunegaran Surakarta, Kamis (24/6). (Bagus Adji)

SURAKARTA (SUARABARU.ID) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat Katalog Manuskrip Sejarah Koleksi Perpustakaan Reksopustoko Mangkunegran.

Penyusunan katalog untuk 140 manuskrip sejarah berbahasa dan menggunakan aksara Jawa, bertujuan meningkatkan manfaat ilmiah agar penulisan sejarah Jawa khususnya jangkauan periodenya menjadi semakin luas.

“Dalam Studi Ilmu Sejarah maupun Filologi manuskrip menduduki tempat yang penting. Dalam disiplin ini manuskrip bukan semata-mata sumber informasi tentang masa lampau yang ditulis dengan tangan. Lebih dari itu merupakan sumber ilmu pengetahuan yang mengandung banyak aspek seperti sejarah, pendidikan, seni, religi maupun kesehatan. Manuskrip juga mencerminkan jiwa zaman serta ide dari penulisnya”, kata Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Dr Susanto N.Hum disela sela berlangsungnya Forum Group Discussion (FGD) Pembuatan Katalog Manuskrip Sejarah Koleksi Perpustakaan Reksopustoko Mangkunegaran Surakarta, Kamis (24/6).

Doktor Susanto M.Hum didampingi Drs Tunjung W Sutirto dosen Ilmu Sejarah FIB UNS menjelaskan, banyak peneliti sejarah dari kalangan akademik lebih banyak menggunakan sumber arsip kolonial seperti besluit, algemeen verslag, memorie van overgave maupun dokumen berupa staatsblad, rijksblad dan regering almanac.

Alasannya, selain menemui kesulitan dalam membaca manuskrip yang ditulis tangan menggunakan bahasa dan aksara Jawa, juga karena frame sumber kolonial karena dianggap akurat. Tetapi ada peristiwa misalnya masa Geger Pecinan tahun 1741, ternyata sumber kolonial tidak cukup bisa memberikan keterangan.

Di sisi lain Babad justru bisa memberikan gambaran kondisi umum Mataram pada waktu itu. Belajar dari kejadian itu sebetulnya manuskrip di dalam sejarah Jawa mengandung sumber sejarah yang tidak dipunyai oleh kolonial.

Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran mempunyai berbagai manuskrip yang sebagian besar berupa sejarah. Kondisi manuskrip bersangkutan secara fisik kurang mudah diakses peneliti karena masih berupa tulisan tangan menggunakan akdsara Jawa.

Karena itu langkah pembuatan katalog yang mengandung ringkasan isi manuskrip sangat mendesak untuk dilakukan terutama manuskrip sejarah. “Konten manuskrip sejarah koleksi Reksopustoko meliputi periode kuno seperti SeratAmbiya, Serat Ambiya Ayub, Babad Majapahit, Babad Kartasura hingga modern seperti Babad Mangkunegara VII”, jelasnya.

750 Manuskrip

Secara terpisah Staff Pengelola Perpustakaan RNgt Darweni mewakili Kepala Reksopustoko Mangkunegaran

GRAY Retno Kustati menyatakan terimakasih atas kepedulian FIB UNS menyumbangkan tenaga dan pikiran membantu melaksanakan pembuatan katalog Manuskrip Sejarah. Manuskrip koleksi Mangkunegaran menggunakan bahasa dan tulisan Jawa. Sebagaimana diketahui, tidak semua orang mampu membaca tulisan Jawa.

Secara keseluruhan Reksopustoko Mangkunegaran memiliki koleksi 750 judul manuskrip. Jumlah disebut terakhir terbagi atas berbagai katagori diantaranya manuskrip sejarah, pendidikan, sastra, wayang, adat istiadat, tari dan hukum, terangnya.

Bagus Adji

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini