JEPARA (SUARABARU.ID) – Jepara yang menjadi salah satu daerah prioritas penanganan Covid-19 di Jawa Tengah Kamis (24/2021 ) telah dikunjungi Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto bersama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. Tujuannya untuk mendukung percepatan pengendalian penyebaran Covid-19 di Jepara.
Saat berbicara dihadapan Forkopimda, Forkopimcam, tokoh Masyarakat dan tokoh agama pejabat, TNI, Polri, dan ormas, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto minta agar dilakukan perbaikan manajemen antar instansi mulai dari kabupaten hingga desa. “Termasuk Puskesmas, Koramil dan Polsek, Kecamatan, harus lebih padu, sinergis dan koordinatif,” ujarnya.
“Agar masyarakat mengetahui perkembangan penyebaran Covid-19 di desanya, maka data-data mulai jumlah pasien, jumlah warga yang terpapar hingga dan yang meninggal agar dipasang ditempat yang strategis” pinta Pangdam IV Diponegoro. Libatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat agar dapat memberikan contoh dan teladan dalam hal prokes 5 M
Sementara Kapolda Jeteng Irjen Ahmad Luthfi mene4kankan pentingnya trecing atau pelacakan kontak erat hingga minimal 10 orang untuk tiap pasien positif. “ Disamping itu testing juga harus dilakukan sesuai dengan target 1 : 1000 penduduk/ minggu. Ini untuk mengendalikan dan memutus agar virus tidak menyebar semakin luas,” terang Ahmad Luthfi.
Pada kesempatan tersebut Bupati Jepara Dian Kristiandi juga menguraikan masalah yang dihadapi dalam percepatan penanganan Covid- 19 di Jepara pasca lebaran. “Mobilitas masyarakat yang sangat tinggi menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyebaran virus ini. Sebab kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan masih kurang,” ujarya.
Hal lain adalah kurangya kesedaran dan keterbukaan masyarakat untuk menyampaikan riwayat kontak saat ia dinyatakan positif. Akibatnya penularan sulit dipantau oleh patugas. Disamping itu Bupati Jepara juga menjelaskan tempat pemeriksaan sampel yang masih kurang jika sampel harus sesuai target, baik testing maupun tracing.
Disamping itu ada sebagian masyarakat yang tidak mau melakukan isolasi mandiri walaupun telah teridentifkasi memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19. “Padahal setelah dilakukan test swab kemudian, yang bersangkutan ternyata telah terkofirmasi. Akibatnya penyebaran berantai ini sulit di putus mata rantainya jika tidak ada kesadara bersama. Termasuk kesadaran mentaati proto0kol kesehatan 5 M,” ujar Dian Kristiandi.
Hal lain yang menjadi fakto pemicu meledaknya kasus di Jepara adalah kurangnya sangsi secara tegas bagi para pelanggar protokol kesehatan. “Sanksi yang diberikan kepada masyarakat yang melangar prokes kurang membuat efek jera masyarakat,” ujar Dian Kristiandi. Disamping itu Jogo Tonggo juga belum berjalan secara optimal.
Rencana Tindak Lanjut
Dian Kristiandi juga menguraikan rencana tidak lanjut yaitu terus melakukan pelacakan kontak erat setelah ditemukan kasus suspek maupun probable. Juga akan dilakukan swab antigen on site serta mengoptimalkan kesiapsiagaan pencegahan dan penanganan Covid- 19 yang agresif di Kabupate Jepara.
Hal lain yang akan dilakukan adalah menegakkan protokol kesehatan melalui gebrak masker, menjauhi kerumunan bersama Satpol PP , Babinsa, Babinkamtibmas, Kepolisian, TNI, Satgas Kecamatan dan Desa serta mensosialisasikan KMK No. HK 01.07/Menkes / 413/2020
Dian Kristiandi juga menjelaskan, untuk meningkatkan recovery rate dan menurunkan mortality rate diluar rumah sakit, fihaknya akan memperkuiat 21 Puskesmas dan jaringannya untuk melakukan testing, trecing dan tretment serta memperkuat akses dan mutu manajemen di semua rumah sakit.
Dismping itu akan ditingkatkan kemampuan laboratorium RT PCR di RSUD RA Kartini, memperkuat Satgas jogo Tongo dan mempersiapkan karantina hingga tingkat desa serta meningkatkan cakupan dan kualitas vaksinasi. “Jepara dengan total vaksin 700.000 orang, 46.088 telah menerima vaksin dosis pertama dan 32.220 orang menrima vaksin dosis kedua dengan total pencapaian 4,7 persen,” tambahnya
Hadepe