JEPARA (SUARABARU.ID) – Sampai Sabtu (19/6-2021) sore jumlah warga Jepara yang menjalani isolasi mandiri karena dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19 berdasarkan pemeriksaan swab PCR mencapai 2.061 orang.
Ini jumlah yang sangat besar.Sebab angkanya mencapai 20,35 % . Padahal ini belum termasuk yang melakukan test swab antigen dan juga melakukan test mandiri yang diduga juga jumlahnya besar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi C DPRD Jepara, Nurhidayat saat diminta tanggapannya terkait dengan meledaknya kasus Covid-19 di Jepara yang kemudian mengakibatkan banyaknya pasien yang tidak mendapatkan perawatan di ruang isolasi.
Ia lantas menjelaskan, kalau kemudian ada yang memburuk kondisinya maka dapat berakibat fatal. Sebab semua rumah sakit rujukan yang memiliki ruang isolasi di Jepara telah penuh sejak dua minggu yang lalu. Akibatnya banyak warga Jepara yang kemudian meninggal saat mencari rumah sakit rujukan.
Disisi lain, tenaga kesehatan yang merupakan pejuang di garda terdepan dalam melawan Covid-19 telah banyak yang terpapar. Sampai Sabtu sore ini jumlahnya telah mencapai hampir 500 orang. Bahkan ada satu puskesmas yang nakesnya terpapar lebih dari 50 orang. “Ini tentu mengganggu kinerja dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat di Jepara,” ujar Nurhidayat.
Karena situasinya telah seperti ini, maka untuk menyelamatkan masyarakat Jepara, DPRD Jepara telah mendorong pemerintah kabupaten Jepara untuk segera mendirikan rumah sakit darurat yang dilengkapi dengan SDM dan juga peralatan dan sarana yang diperlukan.
Gedungnya menurut Nurhidayat bisa menggunakan hotel, kampus Undip di Telukawur atau tempat lain. Atau merevitalisasi salah satu rumah sakit di Jepara menjadi rumah sakit khusus Covid-19 dengan penambahan nakes atau bekerjasama dengan perguruan tinggi.
“Usulan DPRD Ini sudah kami sampaikan dalam rapat kerja dengan bupati kemarin. Bupati memang tidak hadir pribadi tetapi diwakili oleh Sekda Jepara dan Juru Bicara Satgas,” ujar Nurhidayat.
Fihaknya juga mengusulkan untuk menambah peralatan PCR akan tidak terjadi penumbukan spesimen swab hingga tindak lanjutnya sering terlambat dan mengakibatnya penyebaran virus ini terus terjadi.
Warga Isman Harus Dicukupi Pangannya
Pemerintah harusnya hadir memberi kepastian pelayanan kepada rakyatnya. Sebab anggaran percepatan penanganan Covid itu tujuanya utk menjaga keselamatan rakyat. Bukan sekedar sekedar dihabiskan dan ada SPJ,” tegas politisi partai Nasdem ini.
Pelayanan lain yang menurut Nurhidayat perlu diperhatikan pemerintah kabupaten adalah bantuan logistik untuk warga yang telah dinyatakan terkonfirmasi positif dan harus menjalani isolasi mandiri.
Kami berharap agar bantuan logistik bagi yang isman dapat segera diberikan diawal mereka melakukan isman. Intinya mereka harus dibantu dan dicukupi kebutuhan makan, obat-obat dan vitamin yang dibutuhkan.
“Saat ini bantuan logistik dalam satu paket sebesar Rp. 150 ribu. Ini masih sangat kurang sebab mereka menjalani isman rata-rata lebih 10 hari,” ungkap Nurhidayat. Jangan sampai setelah mereka dinyatakan terpapar oleh Satgas Covid – 19 dan kemudian dibiarkan lapar, tambahnya.
Hadepe