blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat memberi sambutan dalam silaturrahmi dan sarasehan keagamaan. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Waryono Abdul Ghafur mengungkapkan toleransi antar dan intern umat di Wonosobo berjalan sangat baik.

“Toleransi agama yang tinggi di daerah Dieng yang agamis dan di wilayah lain di Wonosobo menjadikan daerah ini sebagai contoh tentang penerpan moderasi kerukunan beragama di Indonesia,” ujarnya.

Waryono Abdul Ghofur mengatakan hal itu, saat acara “Silaturahmi dan Sarasehan Keagamaan” yang digelar Pemkab Wonosobo dan Kemenag setempat di Pendopo Bupati.

Kegiatan tersebut dalam rangka penguatan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) dan Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al Quran (Badqo LPQ) Wonosobo.

Silaturrahmi dan sarasehan tersebut dihadiri oleh anggota Komisi E DPRD Propinsi Jawa Tengah K Ahmad Fadlun Sy,  Bupati Afif Nurhidayat, Wakil Bupati M Albar, Ketua MUI Dr KH Mukhotob Hamzah MM dan KH Subromalisi

Juga perwakilan Kementerian Agama Wonosobo, Bagian Kesra Setda, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), jajaran pengurus FKPP, FKDT dan Badko LPQ di Wonosobo.

Waryono juga mengapresiasi Pemkab Wonosobo di mana kerukunan antar dan intern umat beragama yang terbina sangat baik. Walaupun heterogen namun bisa seiring sejalan dalam kedamaian sesuai Bhineka Tunggal Ika.

“Merawat Al Quran text tualnya mudah, yang susah adalah merawat orang ber-Al Quran. Masalah toleransi beragama sudah sangat jelas diajarkan dalam Al Quran,” tegas pria yang pernah jadi dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Menurutnya, moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama.

Pandemi Covid-19

blank
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI ketika jadi pembicara. Foto : SB/Muharno Zarka

“Yakni agama  yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,” katanya.

Kegiatan ini diharappkan sebagai salah satu upaya pembinaan kelembagaan secara langsung. Sehingga kesulitan atau kendala yang terjadi di lapangan dapat diminimalisir.

Sehingga berdampak pada perkembangan dan kemajuan dari lembaga itu sendiri. Lembaga keagamaan menjadi tempat persemaian bagi pendidikan karakter, akhlak dan peningkatan SDM.

Dirinya berpesan lembaga pendidikan yang sudah tidak aktif, tidak operasional agar ditindaklanjuti dengan penutupan izin operasional berdasarkan hasil verifikasi lapangan dan usulan atau pernyataan dari lembaga atau organisasi atau yayasan penyelenggara.

Sementara itu, Bupati Afif Nurhidayat menyampaikan karena masih dalam masa pandemi global Covid-19 sehingga banyak keterbatasan yang harus diterapkan, termasuk acara ini hanya boleh diikuti 40 orang saja

Karena itu, tidak bisa menghadirkan semua unsur, baik alim ulama ataupun seluruh Kiai dan tokoh agama, perwakilan pondok pesantren, Badko LPQ dan FKDT yang ada di wilayah Wonosobo.

Bupati menambahkan, kegiatan seperti ini merupakan salah satu media komunikasi, dalam memelihara harmonisasi hubungan dan mempererat tali persaudaraan, antara para pimpinan Agama, organisasi kemasyarakatan (ormas) dengan Pemkab Wonosobo dan Kementerian Agama.

Menurutnya kebersamaan merupakan kunci utama yang dapat membangkitkan sinergi, antara ormas satu dengan lainnya, juga dengan pemerintah, untuk bersama-sama membangun negeri.

Pihaknya mengajak semua warga untuk saling berkomunikasi dan bekerja sama secara berkesinambungan, untuk bersama-sama membangun daerah melalui sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas.

“Diharapkan, kerja sama yang baik dan produktif ini akan dapat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mendorong kemajuan bangsa disegala bidang terutama di Wonosobo ini,” pungkasnya.

Muharno Zarka