MAKASSAR, (SUARABARU.ID) – Vaksinasi COVID-19 bagi kelompok lanjut usia (lansia) terus bergulir dan digenjot oleh berbagai daerah provinsi maupun kabupaten dan kota hingga saat ini.
Wujudnya, sejumlah wilayah melakukan langkah jitu lewat pelayanan secara optimal bagi lansia agar tetap mau divaksin.
Salah satunya, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan yang melakukan “jemput bola”, mengantar jemput para lansia di wilayah itu untuk memudahkan akses mereka memperoleh layanan vaksinasi COVID-19.
Menyadari wilayah geografis Luwu Timur dengan jarak antarkampung cukup jauh, termasuk dalam pelayanan kesehatan, maka langkah antar jemput diberikan agar menciptakan rasa aman dan nyaman, seperti terkait dengan wilayah kerja Puskesmas Burau.
“Awalnya takut sama vaksin, apalagi katanya vaksin COVID-19 kan sakit. Sebelumnya juga dikira sendiri ke puskesmas, ternyata bidan desa bilang tunggu di rumah saja dan kita dijemput, saya juga tidak sendiri jadi tidak grogi lagi,” ungkap Ni Ketut Resni, seorang lansia di Luwu Timur.
Para lansia di wilayah kerja Puskesmas Burau dijemput oleh jajaran Forkopimcam Burau, seperti para babinsa, bhabinkamtibmas, perangkat desa, bidang desa, dan kader posyandu.
Ni Ketut berkisah bahwa proses vaksinasi tidak menghadirkan lagi takut, sedangkan beberapa lansia ikut datang. Apalagi, setelah mendapat pelayanan yang baik para petugas Puskesmas Burau. Mereka melayani dengan ramah.
“Waktu divaksin, kita dijemput ibu bidan, sama mobil desa dan yang bawa sekretaris desa. Pelayanannya sangat baik sekali, padahal pas dipanggil takut sekali, tapi kami didampingi petugas, bidan, dan petugas kesehatan di sana,” kata perempuan yang berdomisili di Bonepute, Kecamatan Burau.
Menurut dia, para lansia tidak akan menolak disuntik vaksin jika pelayanan kesehatan diberikan secara baik dengan pendekatan persuasif dan menjamin kenyamanan masyarakat.
Rasa senang yang telah dirasakan Ni Ketut bersama lansia lainnya seolah meluluhkan rasa sakit saat disuntik, pun juga efek vaksin COVID-19. Ia merasa sehat dan hanya lapar serta mengantuk setelah divaksin.
“Dari pelayanan bagus sekali, itulah yang bikin senang. Saya tidak ada rasakan apa-apa, biasa aja, malah lapar dan terus ngantuk. Mudah-mudahan semuanya sehat,” ujarnya.
Selain pelayanan yang baik, pihak Puskesmas Burau menyediakan beragam gimik untuk menarik perhatian lansia.
“Ada bingkisan tupperware dikasih kepala puskesmas, terima kasih banyak Ibu. Senang semua lansia di sini, pokoknya kami sangat senang,” tambahnya.
Pelayanan serupa tidak hanya diterima Ni Ketut saat hendak melakukan vaksinasi COVID-19. Pelayanan prima bagi lansia telah dirasakan setiap bulan, setiap tanggal 12, lansia dijemput untuk mendapat layanan pemeriksaan rutin setiap bulan sekaligus melakukan senam lansia di Puskesmas Burau.
Ia tidak berhenti memberikan apresiasi kepada para tenaga kesehatan, khususnya bagi kepala Puskesmas Burau yang dinilai ramah kepada masyarakat. Begitu pula dengan bidan desa dan aparat desa.
“Bagus sekali pelayanannya sejak dulu, kami diajar senam oleh petugas. Makanya kami senang karena baik-baik semua. Apalagi kepala puskesmas sangat ramah,” ungkap perempuan berusia 62 tahun tersebut.
Kerja tim
Pelayanan kesehatan dalam mencegah penularan COVID-19 sampai pada pemberian vaksin COVID-19 kepada masyarakat tidak lepas dari kerja tim yang telah terbentuk, mulai tingkat pusat hingga desa dan kelurahan.
Pandemi COVID-19 yang belum menemui titik akhir hingga saat ini mengharuskan seluruh perangkat pemerintah bekerja ekstra, salah satu wujudnya pembentukan Satgas COVID-19 dan Posko Tangguh COVID-19 guna pencegahan penularan virus ini.
Koordinasi lintas sektor melalui perangkat media sosial “Whatsapp” memudahkan komunikasi dalam pelayanan kepada lansia dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Burau. Apalagi sejumlah wilayah atau perkampungan berjarak hingga 17 km dari puskesmas.
Kepala Puskesmas Burau Luwu Timur dr Nurhafiah Hafid mengemukakan puskesmas setempat menaungi 18 desa. Setiap desa memiliki grup Whatsapp untuk mengoordinasikan segala kegiatan, utamanya terkait dengan vaksinasi lansia yang saat ini diinstruksikan secara nasional.
“Dari sana (grup Whatsapp, red.), kami menentukan kendaraan siapa yang bisa dipakai. Lansia kami jemput dan kerja sama lintas sektor. Jadi kendaraan desa bergerak. Kita juga memberi motivasi berupa cenderamata meskipun tidak begitu besar tetapi cukup untuk membuat mereka senang,” tambah dia.
Bidan desa setempat akan menentukan titik kumpul jemput lansia, khususnya daerah terpencil, seperti Cendana dan Bonepute.
“Kami harus menjemput lansia menggunakan sepeda motor dulu, lalu setelah bisa dilalui kendaraan mobil, barulah diangkut ke puskesmas,” tambahnya.
Meja skrining yang harus dilalui lansia sebelum divaksin kerap kali mendapati lansia yang tetap kukuh ingin divaksin. Padahal hasil skrining tidak membolehkan hal itu, karena tekanan darah tinggi atau akibat berbagai komorbid lainnya.
“Malah beberapa lansia tidak mau pulang kalau tidak divaksin. Sudah banyak yang tensinya tinggi kita tolak, eh malah tidak mau pulang,” ujar dr Nurhafiah.
Pelayanan secara maksimal juga terlihat dari jadwal vaksin bagi lansia yang secara total dipertontonkan oleh para tenaga kesehatan di Puskesmas Burau maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Mereka mengutamakan pelayanan lansia yang dilaksanakan pada pagi hari, mulai pukul 08.00-12.00 setiap Senin, lalu setelahnya barulah pelayanan vaksinasi diberikan bagi guru dan petugas publik.
Terkendala stok
Ia menyebut stok vaksin juga menjadi kendala dalam melaksanakan vaksinasi COVID-19, apalagi wilayah kerja Puskesmas Burau yang luas dan tentu memiliki target lebih banyak.
Hingga saat ini, Puskesmas Burau mencatat telah melakukan vaksinasi sekitar 300 lansia dari target 1.000 lebih lansia di wilayah itu. Selanjutnya akan kembali melakukan penyuntikan vaksin dosis kedua pada 4 Juni mendatang kepada 50 lansia.
“Tersisa sekitar 500 orang lebih, karena vaksin kami tidak mencukupi di puskesmas, sebab kita juga lakukan vaksinasi untuk pelayanan publik dan guru,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Luwu Timur, total lansia yang telah divaksinasi 1.657 orang untuk dosis pertama dan 1.054 orang pada dosis kedua.
Jumlah ini masih terbilang minim jika dibandingkan dengan target vaksinasi lansia yang mencapai 17.658 orang dari 19 puskesmas di Luwu Timur. Dengan demikian, baru sekitar 9,4 persen lansia yang telah divaksin di Luwu Timur.
Terbatasnya stok vaksin juga disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep dr Nurlina Sanusi.
Distribusi vaksin di wilayah itu hanya 100 vial atau 1.000 dosis setiap pekannya, sedangkan vaksinasi ditujukan kepada tiga kelompok utama, yakni lansia, guru, dan petugas publik.
Total guru atau tenaga pendidik yang harus divaksin di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sekitar 6.000 orang. Mereka juga harus digenjot proses vaksinasinya karena jadwal pembukaan sekolah tatap muka sebentar lagi.
“Jadi kalau lansia, kami baru 0,6 persen. Jujur vaksin yang datang hanya sekitar 100 vial, sementara yang ditujukan sekarang pendidik dan lansia, guru saja sudah 6.000 orang,” ujarnya.
Pelaksanaan vaksinasi kepada guru dan tenaga pendidik di suatu lembaga sekolah dilakukan para vaksinator dan syukurnya tidak ada guru yang menolak.
Aturan tidak boleh datang ke sekolah jika belum divaksin oleh Wakil Bupati Pangkajene dan Kepulauan Syahban Sammana dianggap memberi dorongan tersendiri bagi guru untuk tidak lagi menghindar atau menunda-nunda divaksin.
“Beliau meminta, kalau tidak mau divaksin jangan ke sekolah, padahal sebelumnya sempat menunda dan menghindar. Setelah Kadis Pendidikan juga ikut menginstruksikan, sekarang malah mereka yang memburu kita,” urainya.
Disadari
Pentingnya vaksinasi dalam memutus mata rantai COVID-19 nampak telah disadari masyarakat, tidak terkecuali lansia di Kabupaten Luwu Timur.
Tidak sedikit warga yang datang pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 guna mendapat antrean paling awal dalam memperoleh vaksin.
“Alhamdulillah di beberapa kecamatan sudah sadar dan datang sendiri ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Bahkan ada beberapa dari mereka yang antre sejak jam 07.00 ke puskesmas,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur Rosmini Pandin.
Bukan itu saja, tidak sedikit warga dari wilayah terpencil datang sendiri ke fasyankes, seperti Wuti dan Berau, yang harus menyeberang danau, namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk ikut vaksinasi.
Guna menyukseskan vaksinasi COVID-19, Dinkes Luwu Timur bahkan mengadu kreativitas 19 puskesmas dengan memperbandingkan upaya setiap puskesmas dalam menarik perhatian masyarakat untuk ikut vaksin.
Alhasil, setiap puskesmas mampu melampaui target yang ditetapkan, yakni lebih dari 70 orang per hari per puskesmas. Bahkan, ada di antaranya mencapai 250 orang divaksin pada satu hari.
Dinkes Luwu Timur mencatat 3.660 orang atau 76,7 persen guru telah divaksin dosis pertama, 350 tokoh agama dan 1.657 orang dari kelompok lansia juga sudah menerima vaksin.
Antara