blank
Dekan Fakultas Tarbuyah dan Ilmu Pendidikan Unisnu Jepara, Dr. H. Mahalli, M.Pd.

JEPARA (SUARABARU.iD) -Sejak pandemi Covid-19,   dunia pendidikan memerlukan bantuan teknologi informasi karena adanya kebijakan belajar di rumah. Karena itu kemudian dikembangkan pembelajaran daring. Tujuannya  untuk mengurangi penularan virus corona melalui proses belajar mengajar tatap muka  di sekolah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara, Dr H. Mahalli, M.Pd saat membuka acara  Program Kegiatan Sekolah Binaan di Madrasah Aliyah Al Ma’arif Jepara.

blank
Program Sekolah Binaan Prodi Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara di MA Al Ma’arif Jepara

Sekolah ini merupakan sekolah binaan Program Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara. Acara dengan  tema Media Pembelajaran Inovatif di Era Pasca Pandemi ini berlangsung Selasa (25/5-2021 ) dan diikuti kepala sekolah dan para guru lembaga pendidikan MA Al Ma’arif Jepara.

Namun menurut Mahalli, teknologi informasi belum sepenuhnya dapat menggantikan pendidik dan interaksi pembelajaran antara peserta didik dan pendidik. “Edukasi tidak hanya sekedar transfer ilmu dan  pengetahuan, tetapi juga tentang nilai dan kerjasama serta kompetensi,” ujar Mahalli.

blank
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruian Unisnu Jepaera, Dr. H. Mahalli M.Pd bersama tim dan Kepala MA Al Ma’arif Jepara

“Karena itu pembelajaran sistem daring merupakan  tantangan tersendiri bagi pendidik,  pelajar dan orang tua. Sekolah dituntut untuk  mampu beradaptasi terhadap kondisi  saat ini. Sebab pembelajaran daring tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ungkap Mahalli.

Dijelaskan oleh Mahalli, tantangan belajar di rumah tidak hanya IT tapi juga pendampingan ortu. Harapannya kegiatan ini dapat memberi pencerahan para guru agar dapat mengembangkan potensi merdeka belajar bagi guru serta  pembelajaran inovatif di era pasca pandemi.

Menurut Mahalli,  kendala yang terjadi adalah pada keterbatasan siswa dan orang tua dalam mengakses media pembelajaran, serta jaringan telekomunikasi (sinyal), biaya kuota, dan pendampingan orang tua yang terbatas baik dari segi waktu maupun latar belakang pendidikan.

blank
Panitia program sekolah binaan dan peserta pelatihan di MA Ma’arif Jepara

Tantangan membuat konten kreatif

Sementara itu Heru Saputro M.Kom saat menyampaikan paparannya menjelaskan di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru dituntut  memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Seperti membuat dan mendesain pembelajaran yang  bervariasi, menarik dan diminati peserta didik.

Dijelaskan melalui konten  video kreatif sebagai bahan pengajaran  guru dapat  membuat peserta didik tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru. “Dengan demikian siswa  lebih mudah memahami materi ajar yang dijelaskan oleh guru. Pasalnya siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online,” ujarnya.

Sementara ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Khusni Mubarok, M.Pd menjelaskan kegiatan ini ditujukan kepada para guru di lembaga mitra. Sedangkan  target capaiannya  guru mampu memahami materi mengenai Media Pembelajaran utamanya pada pengembangan video pembelajaran kreatif. “Harapan kami guru mampu mengembangkan media pembelajaran yang dapat diimplementasikan pada masa dan pasca pandemi.

Tim program sekolah binaan adalah perwakilan  dosen Pendidikan Bahasa Inggris yaitu Olivia Revalita Candraloka, M.Pd  selaku ketua tim Program Sekolah Binaan, Muh. Shofiyudin, M.Pd., Aliva Rosdiana, S.S., M.Pd., dan Hayu Dian Yulistianti, M.Pd. dan staf.

Hadepe – Diana