Ruang IGD di RSUD dr Loekmonohadi Kudus yang kewalahan melayani pasien akibat lonjakan kasus Covid-19. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID)- Lonjakan pasien Covid-19 di Kudus sudah benar-benar mengkhawatirkan. sejumlah RS rujukan di Kudus sudah kewalahan dan nyaris kehabisan ruang isolasi.

Tak hanya itu, IGD di beberapa RS juga penuh sesak. Bahkan, banyak pasien yang harus antre menunggu di mobil lantaran harus menunggu giliran untuk masuk ke IGD.

Lonjakan yang siginifikan ini diakui Bupati Kudus HM Hartopo. Menurutnya, angka pasien positif kali ini merupakan tertinggi sejak pandemi terjadi.

“Ini yang tertinggi, bahkan lebih tinggi dari puncak periode pandemi sebelumnya,”kata Hartopo, Selasa (25/5).

Menurut Hartopo, dari pantauannya secara langsung di RS rujukan, memang terjadi lonjakan pasien yang sangat tinggi. Hartopo mengaku melihat sendiri bagaimana penuhnya ruang isolasi.

Bahkan, saking penuhnya di RSI yang merupakan salah satu RS rujukan, harus memanfaatkan ruang Selasar untuk merawat pasien.

“Di RSI bahkan ada pasien yang harus dirawat di selasar karena memang ruangannya penuh,”kata Hartopo.

Baca Juga: 

Dalam Sehari di Kudus Ada 121 Kasus Positif Baru, 11 Pasien Meninggal Dunia

Pemkab Kudus Tutup Balai Jagong, PKL Dilarang Jualan

Atas kondisi ini, kata Hartopo, pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi diantaranya berkoordinasi dengan RS di Kabupaten tetangga.

“Jadi kalau RS di Kudus benar-benar penuh, secepatnya akan dirujuk ke daerah lain. Ini juga sesuai arahan Pemerintah Provinsi dalam rakor kemarin,”ungkapnya.

Selain itu, kata Hartopo, Pemkab juga sudah mengoperasikan Rusunawa Bakalan Krapyak sebagai tempat isolasi bagi pasien dengan gejala ringan.

“Yang gejalanya ringan, bisa isolasi di Rusunawa. Kemarin sudah terisi enam pasien, hari ini nampaknya mulai bertambah lagi,”ujarnya.

Sementara, Wakil Direktur RSUD Kudus Sugiarto membenarkan pihaknya kewalahan melayani lonjakan pasien Covid-19.

Selain IGD yang harus antre, RSUD harus menambah lagi ruang isolasi agar pasien yang dirawat bisa tertampung.

“Ruang isolasi yang kita persiapkan sebelumnya hampir penuh dari kapasitas 138 tempat tidur sudah terisi 124 pasien. Saat ini kami sedang berencana menambah ruang isolasi lagi di ruang melati 2 dengan kapasitas 22 tempat tidur,”tandasnya.

Kondisi yang sama juga dialami RS Mardi Rahayu. Menurut dr Pujianto, Direktur RS rujukan lini kedua tersebut, seluruh tempat tidur ruang isolasi nyaris penuh.

“Dari kapasitas 86 tempat tidur terisi 81. Pun dengan IGD juga harus antre,”katanya.

Pujianto menambahkan yang menjadi kendala saat ini adalah regulasi pembedaan pasien suspek dengan positif serta pasien laki-laki dan perempuan.

Akibatnya, memang ada kendala untuk mengatur agar ketersediaan tempat tidur ruang isolasi bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Tm-Ab

Baca Juga:

Pembunuhan Kedungdowo, Pelaku Ayah Kandung, Korban Diperkosa sebelum Dibunuh

Tabrak Jembatan, Bus Haryanto Nyaris Terjun ke Sungai