blank
Sekjen perkumpulan Masyarakat Sadar Seni Budaya dan Pariwisata (MASDARWIS), Bambang Widjanarko bersama Ketua Dewan Pembina MASDARWIS, Brigjen Pol Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Foto:Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) –  Sekretaris Jenderal (Sekjen) perkumpulan Masyarakat Sadar Seni Budaya dan Pariwisata (MASDARWIS), Bambang Widjanarko menyampaikan, selain membidangi masalah truk, lingkungan hidup, dan olah raga, dirinya tengah menggeluti bidang seni, budaya dan pariwisata.

MASDARWIS sendiri baru saja dilaunching secara Nasional pada bulan April, tepatnya pada Minggu (11/4/2021) di Kampoeng Semar, Borobudur, Jawa Tengah.

Bambang yang kini tengah menggeluti bidang seni dan pariwisata menjelaskan, awalnya pada akhir 2018 ia diperkenalkan oleh Dr. Bakharuddin Muhammad Syah, S.H, SIK dengan Direktur Keamanan & Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri, Brigjen Pol Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si dalam sebuah acara Lalu Lintas di Semarang. Sejak saat itu Bambang bisa mengenal Chryshnanda lebih dekat melalui Kyatmaja Lookman, yang sekarang menjadi Ketua Umum MASDARWIS.

Bambang mengaku mengagumi cara berpikir Chryshnanda yang cenderung out of the box, nyentrik atau abstrak seperti gaya lukisannya. Apa saja yang dikerjakan selalu terselip pesan-pesan kemanusiaan dan kebangsaan yang sangat positif.

“Selama 2 tahun saya mengikuti tulisan-tulisan dan mencoba mengartikan lukisan-lukisan Pak Chryshnanda, dan saya semakin sering dibuat kagum oleh pesan-pesan moral yang sering disampaikannya. Nah, saat pak Chryshnanda
menawari saya dan Kyatmaja Lookman untuk melegalkan perkumpulan MASDARWIS ini, saya tidak bisa menolaknya. Hingga Chryshnanda sendiri kemudian kita minta menjadi ketua dewan pembinanya,” kata Bambang di lobi salah satu hotel ternama di Kota Semarang, Senin (24/5/2021).

Saat ditanya apakah Bambang pernah mendalami soal seni, budaya dan pariwisata sebelumnya, dirinya mengaku selama ini hanya lebih menyelami bidang pariwisatanya saja.

“Terus terang hal yang sering saya lakukan selama ini cuma di bidang pariwisatanya saja, itupun hanya sebatas pada hobby saya jalan-jalan mengunjungi dan melihat-lihat pemandangan alam di sebagian wilayah Indonesia saja. Soal sejarah, seni dan budayanya saya kurang menguasainya, tapi saya suka dan akan belajar sambil berjalan,” tuturnya.

Diketahui, Bambang bersama sang istri suka menonton tari-tarian tradisional dan upacara adat di seluruh dunia, namun tidak secara fokus mengamatinya.

Dengan jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal dalam sebuah perkumpulan Nasional itu, menurutnya tidak ada tugas yang berat jika dikerjakan dengan niat jujur dan apa adanya, yang sulit jika harus mempertanggungjawabkan sesuatu yang direkayasa.

“Prinsip saya berusaha melakukan yang terbaik saja, selanjutnya saya serahkan kepada Tuhan. Di dalam MASDARWIS, segala sesuatunya dikerjakan secara kolektif dan kolegial. Jabatan hanya untuk menandai, siapa yang bertanggung jawab di bidang itu saja. Pada kenyataannya semua dilakukan secara bersama-sama, tidak ada yang saling menyalahkan, yang ada hanya saling mendukung dan saling menutupi kekurangan anggota tim,” paparnya.

Menurut Bambang, ketua umum memilih pengurus dengan mengandalkan kekuatan team work. “Ketua sendiri tidak mau ditonjolkan. Dan tidak ada seorang pun yang meragukan kemampuan menajerial ketua umum kami. Pokoknya berada di dalam MASDARWIS enak sekali, bagaikan keluarga besar, seperti refreshing otak dan jiwa,” sambungnya.

Disampaikan bahwa dalam susunan pengurus MASDARWIS adalah orang yang ‘sadar’ terhadap kekayaan Negara berupa seni, budaya dan pariwisata. “Sadar dulu yang penting, kalau tidak sadar kan tidak bisa mengerjakan apa-apa,” imbuhnya.

Menurut Bambang, kehadiran MASDARWIS adalah untuk melestarikan seni, budaya dan pariwisata, serta memperkenalkannya kepada masyarakat Indonesia dan Internasional. “Mengingat latar belakang pengurus rata-rata adalah pengusaha, maka kami akan mencoba mengandalkan kemampuan manajerial yang kami miliki untuk ikut berperan dalam bidang ini, misalnya dengan mengandalkan hubungan dengan relasi di seluruh dunia. Termasuk jangan sampai ada lagi kesenian atau kebudayaan Indonesia yang diakui dan dipatentkan oleh negara lain.

“Sejak 22 Mei hingga 14 Juni 2021 mendatang, MASDARWIS mencoba bekerja sama dengan Perupa Jakarta (Peruja) untuk melakukan lelang lukisan secara virtual di Instagram MASDARWIS, yang hasilnya sebagian kecil akan diberikan untuk kesejahteraan para senimannya, dan selebihnya akan disumbangkan untuk rekonstruksi pasca bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Ini menjadi salah satu bukti bahwa tidak harus menjadi seorang ahli seni untuk bisa memberdayakan karya seni agar bermanfaat bagi orang banyak. Apalagi, dalam masa pandemi pegiat seni dan budaya yang jumlahnya cukup banyak ini nasibnya cukup menyedihkan. Banyak seniman suara, musik dan tari yang tidak bisa perform lantaran protokol kesehatan yang harus tetap dijaga. Banyak juga seniman lukis dan patung yang tidak bisa menjual karyanya, karena mereka tidak berdaya untuk menyelenggarakan platform media pemasaran. Itulah fokus perhatian utama MASDARWIS saat ini,” pungkasnya.

Ning