Penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat di SMPN 5 Jepara. 9Foto : IS)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Meski mendapat persetujuan  100 persen dari wali murid untuk menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, namun pelaksanaan PTM di SMP N 5 Jepara tetap   menerapkan protokol kesehatan. Pembejalaran tatap muka (PTM) terbatas di penghujung tahun pelajaran 2021/2021 ini dilakukan untuk menyongsong pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) genap.

Hal tersebut diungkapkan Kepala SMP N 5 Jepara Lisna Handayani saat ditemui di sekolahnya, Rabu (19/5/2021)menyusul diselenggarakannya  PTM terbatas  sejak Senin, 17 Mei 2021.

Pembelajaran tatap muka terbatas di SMPN 5 Jepara mendapatkan pengawasan ketat dari guru. ( Foto : IS)

Dijelaskan lebih lanjut, sebelum menyelenggarakan PTM, sekolah telah mendapat izin dari Satgas Covid-19 Kecamatan Jepara dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara. Juga diketahui Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas setempat. Bahkan Dinkes melakukan kunjungan ke sekolah serta memberikan bantuan face shield dan masker.

Disamping itu pihaknya telah memenuhi semua persyaratan daftar periksa yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. “Daftar periksa menyangkut seluruh sarana dan prasarana serta kesiapan perilaku disiplin protokol kesehatan. Sekolah juga mendapat persetujuan dari komite sekolah dan seluruh wali murid,” ujar Lisna.

“Seratus persen wali murid setuju. PTM memang sudah sangat dirindukan setelah wali murid menjumpai begitu banyak kendala PJJ,” terang Lisna. Dalam pelaksanannya, seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dilibatkan untuk menjadi contoh sekaligus memastikan warga sekolah disiplin protokol kesehatan, tambahnya.

Untuk memastikan model pembelajaran ini tidak menjadi media penularan Covid-19 sekaligus memastikan anak-anak siap mengikuti PAS Genap tahun 2020/2021 yang dimulai pekan depan, dilakukan evaluasi” kata Lisna yang didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Rintono Tyaswinarto.

Lisna juga menjelaskan, walaupun SKB 4 Menteri mengizinkan PTM terbatas diikuti 50 persen siswa, setiap hari hanya 33,33 persen siswa yang mendapat giliran jadwal masuk. Sisanya mengikuti PJJ dari rumah. “Jadi kami laksanakan blended learning untuk anak-anak yang tidak masuk,” tandas Lisna.

Pembelajaran di sekolah hanya dilakukan 3 jam. Usai pelajaran langsung dilakukan disinfeksi ruangan. Berangkat dan pulang sekolah, siswa disarankan diantar orang tua untuk menghindari penggunaan moda transportasi umum yang rawan kerumunan.

Dari proses ini diharapkan siswa benar-benar siap menghadapi PAS Genap mulai pekan depan.

Hadepe