SEMARANG (SUARABARU.ID) – Meski pemerintah sudah berupaya keras agar masyarakat mematuhi larangan mudik, tetapi faktanya masih ada masyarakat yang nekat.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyadari, keinginan masyarakat untuk mudik tidak mudah dibendung. Menghadapi kedatangan para pemudik yang berhasil lolos dari pen
yekatan ini, Taj Yasin mengingatkan warga untuk mengaktifkan program Jogo Tonggo.
“Mas Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) sudah menginstruksikan kepada para kepala desa, ketua RW hingga ketua RT untuk mengaktifkan (program) Jogo Tonggo,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya, usai bersilaturahmi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Minggu (9/5/2021) malam
Taj Yasin menjelaskan, Jawa Tengah sudah mulai menerapkan program Jogo Tonggo sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Program ini merupakan wujud kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon kasus Covid-19 di lingkungannya. Tahun ini program Jogo Tonggo tinggal dilanjutkan dan diperkuat implementasinya saja.
Pemerintah perlu memberi pemahaman terus menerus pada masyarakat, bahwa mereka yang baru datang dari luar kota wajib menjalani karantina terlebih dahulu sebelum berinteraksi dengan orang lain. Apabila selama karantina tidak ada gejala mengarah ke Covid-19, maka mereka baru bisa melakukan aktivitas dan berinteraksi dengan orang lain.
“Tapi kalau belum melakukan karantina, integritas kita bukan hanya di pemerintahan, tetapi di masyarakat juga diuji. Kita harus jujur,” tandasnya seraya mengingatkan.
Masyarakat yang melakukan aktivitas perjalanan jauh, sambungnya, wajib untuk jujur dan terbuka dalam memberikan informasi kepada Satgas Covid-19 setempat. Kejujuran dan keterbukaan masyarakat akan memudahkan pemerintah untuk melakukan penanganan, apabila terjadi kasus penularan.
“Harus ada keterbukaan dan kejujuran. (Misalnya) Dia baru sampai kapan, sudah isolasi atau belum,” tutupnya mengingatkan.