blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat ketika melakukan penanaman Talas Beneng di Desa Gadingsukuh Kepil. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dengan kondisi tanah dan lingkungan yang mendukung, diharapan tanaman Tales Beneng bisa menjadi komoditas unggulan di Wonosobo. Bahkan bukan tidak mungkin dapat menjadi pemasok Tales Beneng terbesar di Jawa Tengah.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Agus Wariyanto pada acara penanaman perdana Tales Beneng di Desa Gadingsukuh Kecamatan Kepil Wonosobo.

Pada kesempatan itu Agus Wariyanto juga menyampaikan Tales Beneng Wonosobo bisa menjadi komoditas alternatif unggulan selain Kentang yang kini banyak di tanam di wilayah dataran tinggi Dieng.

“Kalau bicara tentang Kentang, Wonosobo sudah tidak asing lagi. Tapi kali ini yang akan ditanam adalah Talas Beneng, yang tidak saja untuk keanekaragaman pangan, tapi juga dapat meningkatkan ekonomi petani setempat,” ujarnya.

Menurut Agus, Tales Beneng juga bisa digunakan untuk tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat menjadi primadona baru bagi petani di Wonosobo.

Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan penanganan rawan pangan dan pengentasan kemiskinan di Wonosobo menjadi isu penting. Mengingat Wonosobo merupakan daerah dengan predikat miskin di Jawa Tengah.

“Tentu kondisi ini masih memprihatinkan dan harus dilakukan perbaikan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya menjadi daerah yang terbebas dari predikat miskin,” harapnya.

Dikatakan Bupati, peningkatan kesejahteraan dan perekonomian daerah menjadi salah satu prioritas dalam arah perencanaan pembangunan daerah Wonosobo ke depan.

“Saya menyambut baik inisiasi Desa Gadingsukuh dalam melakukan penanaman Talas Beneng ini. Tanaman ini merupakan tanaman pangan yang mengandung protein, mineral dan serat pangan yang relatif tinggi,” ujarnya.

Pengembangan Dombos

blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat juga meninjau kolam lele di Desa Gadingsukuh Kepil. Foto : SB/Muharno Zarka

Selain itu, menurutnya, Talas Beneng telah menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Talas Beneng dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik dan berbagai produk olahan makanan. Seperti keripik, kue dan bahan dasar makanan lainnya.

Hal ini, kata Bupati, membuktikan bahwa dengan pengolahan yang benar, Talas Beneng dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang menguntungkan bagi petani dan masyarakat sekitarnya.

“Saya minta kepada kelompok tani Desa Gadingsukuh, untuk mencari tahu perkembangan informasi seputar peningkatan mutu tanaman, pengolahan dan pemasaran produk olahan Talas Beneng, Sehingga kualitas tanaman dan produk dapat meningkat,” pintanya.

Pihaknya berharap Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Wonosobo dapat memberikan bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat Desa Gadingsukuh, untuk mengelola potensi sumber daya alam desa yang ada.

“Potensi di bidang pertanian dan pangan, serta mengembangkan budidaya tanaman pangan yang baru dirintis ini, harus terus digali dan ditingkatkan. Sehingga menjadi komoditas baru yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani setempat,” cetusnya.

Bupati beserta rombongan juga sempat meninjau ternak kambing, kolam lele dan ternak kelinci. Dia berharap petani mendapatkan pendampingan dari dinas tehnis mulai dari produksi sampai dengan pemasarannya.

“Jika Tales Beneng sudah ada pihak yang akan bekerja sama dalam pemasarannya. Maka komoditas lainnya perlu dicarikan solusi pemasarannya, seperti misalnya Porang,” ungkapnya.

Menanggapi pengembangan komoditas Domba Wonosobo, Bupati berseloroh “Nanti saya juga akan memelihara Dombos. Lho lha iya supaya komoditas yang dimiliki petani dan peternak Wonosobo dapat berkembang,” ucap Bupati, sembari tersenyum.

Muharno Zarka