blank

JAKARTA (SUARABARU.ID) Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 berpacu dalam waktu ketersediaan oksigen setelah dua hari menghilang di perairan Bali.

Sebab, kapal itu hanya memiliki persediaan oksigen kurang dari satu hari bagi 53 awak, pasca menghilang, pada Rabu (19/4/2021) pagi. Kapal kapal milik TNI Angkatan Laut telah menjelajahi perairan Bali pada Jumat (23/4/2021).

“Kami akan memaksimalkan upaya hari ini, hingga batas waktu besok pukul 03.00,” kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Achmad Riad kepada wartawan, Jumat (23/4/2021).

Kekhawatiran memuncak bahwa kapal selam itu mungkin tenggelam terlalu dalam untuk dapat dijangkau atau dievakuasi.

Belum ada tanda tanda kehidupan kapal selam tersebut, tapi Achmad menolak untuk berspekulasi mengenai nasibnya.

Sebanyak 24 kapal milik TNI AL dan lainnya serta sebuah pesawat patroli sedang dimobilisasi untuk pencarian hari ini.

Pencarian tersebut difokuskan pada area di mana tumpahan minyak ditemukan setelah kapal selam tersebut menghilang saat latihan.

Tapi, tidak ada bukti konklusif bahwa tumpahan minyak itu berasal dari kapal selam.

“Minyak bisa saja tumpah dari celah di tangki bahan bakar kapal selam. Atau, awak kapal bisa melepaskan bahan bakar dan cairan untuk mengurangi berat kapal sehingga bisa naik ke permukaan,” kata Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono, Kamis (22/4/2021).

Margono mengatakan, terdapat obyek tak dikenal dengan daya magnet tinggi terletak di kedalaman 50 hingga 100 meter, dan para pejabat berharap itu adalah KRI Nanggala.

Tim penyelamat melakukan pencarian besar besaran dalam dua hari terakhir.

Sebuah kapal perang Australia yang dilengkapi dengan perangkat sonar dan helikopter akan tiba, pada Jumat (23/4/2021) malam.

“Kedua kapal Australia ini akan membantu memperluas area pencarian dan memperpanjang durasi upaya pencarian,” kata Laksamana Muda Angkatan Laut Australia Mark Hammond.

Kapal perang Australia, dan kapal penyelamat Singapura dan Malaysia juga diharapkan akan tiba dalam beberapa hari mendatang.

TNI Angkatan Laut (AL) juga meyakini, kapal selam itu tenggelam hingga kedalaman 600-700 meter, jauh lebih dalam dari collapse depth atau batas kedalaman dengan tekanan air dapat menghancurkan lambung kapal.

Perusahaan Korea Selatan yang memperbaiki kapal tersebut pada tahun 2009-2012, memperkirakan kapal itu memiliki collapse depth hingga 200 meter.

Penyebab hilangnya kapal selam itu masih belum jelas.

TNI AL mengatakan masalah bisa mengakibatkan kapal selam tidak dapat menjalankan prosedur darurat untuk naik kembali ke permukaan.

Ahn Guk-hyeon, seorang pejabat dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Korea Selatan, mengatakan kapal selam itu akan rusak jika melewati kedalaman sekitar 200 meter karena tekanan.

“Kami meningkatkan sebagian besar struktur dan sistem internal kapal selam Indonesia. Itu, tetapi kami tidak memiliki informasi terbaru tentang kapal tersebut,” kata Guk-hyeon.

Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan Amerika Serikat mengirim pesawat militer untuk membantu pencarian.

“Kami sangat sedih dengan berita hilangnya kapal selam Indonesia, dan pikiran kami tertuju pada para pelaut Indonesia dan keluarganya,” kata Kirby.

Negara lain juga menawarkan bantuan mencari KRI Nanggala-402.