JEPARA (SUARABARU.ID) -Bupati Jepara Dian Kristiandi mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat untuk ngaji atau memperdalam kitab kuning. Untuk pertama kali road show ngaji kitab kuning ini dilaksanakan di Masjid Darul Muttaqin RSUD R.A Kartini Jepara, Kamis (15/4/2021).
Selain bupati, diikuti Direktur RSUD R.A Kartini Dwi Susilowati, takmir masjid sekaligus rohaniawan RSUD R.A Kartini Ahmad Susanto, pimpinan Perangkat Daerah, dan Ketua GP Ansor Syamsul Anwar.
Menurut Dian Kristiandi, kitab klasik para ulama salaf dikenal selama ini menjadi pembelajaran santri di pondok pesantren sebagai bagian dari upaya penguatan spiritualitas. Namun, di era sekarang perlu juga diajarkan secara luas, termasuk ASN.
Ngaji kitab kuning digagas langsung oleh bupati dan bekerjasama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jepara. Harapannya, terbangun sinergitas menghidupkan nilai-nilai spiritual di kalangan ASN, dan masyarakat selama bulan ramadan.
Ngaji kitab kuning ini menurut Bupati Jepara dilaksanakan rutin selama bulan ramadan. Setiap hari Senin hingga Kamis, dengan berkeliling dari masjid dan musala kantor yang dikelola pemerintah.
“Mulai dari rumah sakit, kecamatan, hingga kantor Perangkat Daerah. Sedangkan pematerinya adalah para ustaz dan kyai dari ponpes yang memang menguasai tentang kitab kuning,” ungkapnya.
“Monggo kita dukung bersama. Waktunya tidak panjang setelah salat zuhur. Saya harapkan tidak mengganggu pekerjaan ASN. Tapi, jangan lupa pula tetap terapkan protokol kesehatan,” kata dia.
Dikatakan, ngaji bareng kitab kuning ini sangat relevan jika disandingkan dengan kehidupan sekarang. Temasuk untuk menangkal faham radikalisme, dan terorisme yang cukup meresahkan.
Isinya Amar Makruf Nahi Mungkar
Takmir Masjid Ahmad Susanto mengatakan,inti dari kitab kuning adalah amar makruf nahi mungkar. Dari Al-Qur’an dan hadis, lalu diterjemahkan dalam kitab kuning oleh para ulama terdahulu.
“Kitab kuning tidak diajarkan di pendidikan umum, tapi di pesantren. Namun, kita sebagai orang islam khuususnya Nadhotul Ulama (NU) harus tahu bahwa Kitab alfiyah atau kitab kuning itu,” katanya.
Mengenai isi kandungan Kitab kuning, ilmu pengetahuan ada didalamnya. Karena bersumber dari Al-Qur’an dan hadis yang diterjemahkan para ulama dalam Kitab kuning.
“Misalnya teknologi Raja Firaun, meskipun tidak hidup pada zamannya. Akan tetapi kita bisa tahu gambaran teknologi saat itu dan masih utuh. Dalam Al Quran juga disebutkan serupa,” ujar Ahmad Susanto.
Hadepe- Ulil Abshor